Estetika dalam desain grafis
Desain grafis dan estetika adalah bagaikan wanita dengan rambutnya. Tanpa estetika desain grafis hanyalah sebatas informasi yang dilihat namun tidak memiliki kesan. Kesan disini seperti karakter seseorang yang membawa kesan terhadap orang lain. Makanya mengerjakan desain grafis haruslah dengan sepenuh hati sehingga estetika yang hadir tidak setengah-setengah. Kelihatan lho orang yang kerjanya setengah-setengah dengan yang full. Seperti kata mbah Surip (almarhum) � I Love You Full�.
Apa itu estetika?
Mungkin pertanyaan ini muncul dari para pemula yang belum tahu desain grafis, dan ingin belajar desain grafis.
Estetika sebenarnya bukanlah mahluk asing seperti UFO yang kemarin sempat �heboh� katanya terbang di atas Jakarta (haha,.. ternyata belakangan diketahui foto yang menunjukkan adanya UFO di atas Jakarta tersebut hanyalah rekayasa digital image yang diposting pada sebuah blog, setelah saya cek blog tersebut sudah menjadi UFO juga alias menghilang entah kemana.
Estetika adalah seperti rambut wanita yang dapat mempercantik penampilannya, adalah seperti pakaian yang dipakai yang dapat mempercantik dan merubah tampilan karakter dalam sekejap. Bila seseorang memiliki penampilan buruk, rambut tidak pernah di sampo atau disisir (maksudnya bukan rambut gimbal yang memang disisir ga disisir sama aja), muka kusam tidak cerah, pakaian seperti gembel, tentu rata-rata orang tidak tertarik dengan penampilan seperti ini.
Coba bandingkan, perempuan atau laki-laki yang berpenampilan menarik, tentu rata-rata orang menyukai penampilannya, senang bersama dengannya dan memiliki kesan yang baik.
Jadi, estetika sebenarnya sudah ada di dalam diri setiap orang. Tinggal orang yang bersangkutan mau tidak meningkatkan kepekaannya terhadap nilai �rasa� estetika yang sudah ada tersebut. Kalau saya istilahkan mungkin namanya estetika ke dalam.
Lain lagi dengan (istilah saya juga) estetika keluar yaitu estetika yang harus dipelajari yang bukan dari selera pribadi tapi dari selera orang lain. Ini tidak mudah lho! Karena kita harus membiasakan diri mengenal berbagai karakter estetika orang lain atau dengan mempelajari desain-desain yang sudah jadi yang berbeda karakter esetetikanya. Karena desain grafis adalah bagian dari seni aplikatif, maka inilah resiko yang harus dihadapi.
Apa itu estetika?
Mungkin pertanyaan ini muncul dari para pemula yang belum tahu desain grafis, dan ingin belajar desain grafis.
Estetika sebenarnya bukanlah mahluk asing seperti UFO yang kemarin sempat �heboh� katanya terbang di atas Jakarta (haha,.. ternyata belakangan diketahui foto yang menunjukkan adanya UFO di atas Jakarta tersebut hanyalah rekayasa digital image yang diposting pada sebuah blog, setelah saya cek blog tersebut sudah menjadi UFO juga alias menghilang entah kemana.
Estetika adalah seperti rambut wanita yang dapat mempercantik penampilannya, adalah seperti pakaian yang dipakai yang dapat mempercantik dan merubah tampilan karakter dalam sekejap. Bila seseorang memiliki penampilan buruk, rambut tidak pernah di sampo atau disisir (maksudnya bukan rambut gimbal yang memang disisir ga disisir sama aja), muka kusam tidak cerah, pakaian seperti gembel, tentu rata-rata orang tidak tertarik dengan penampilan seperti ini.
Coba bandingkan, perempuan atau laki-laki yang berpenampilan menarik, tentu rata-rata orang menyukai penampilannya, senang bersama dengannya dan memiliki kesan yang baik.
Jadi, estetika sebenarnya sudah ada di dalam diri setiap orang. Tinggal orang yang bersangkutan mau tidak meningkatkan kepekaannya terhadap nilai �rasa� estetika yang sudah ada tersebut. Kalau saya istilahkan mungkin namanya estetika ke dalam.
Lain lagi dengan (istilah saya juga) estetika keluar yaitu estetika yang harus dipelajari yang bukan dari selera pribadi tapi dari selera orang lain. Ini tidak mudah lho! Karena kita harus membiasakan diri mengenal berbagai karakter estetika orang lain atau dengan mempelajari desain-desain yang sudah jadi yang berbeda karakter esetetikanya. Karena desain grafis adalah bagian dari seni aplikatif, maka inilah resiko yang harus dihadapi.
0 Response to "Estetika dalam desain grafis"
Post a Comment