Adsterra

Nirmana 1



Nirmana sebuah istilah yang tidak semua orang mengenalnya. Mungkin hanya orang-orang yang berkecimpung di dunia seni rupa saja yang tahu apa itu Nirmana. Apalagi Nirmana merupakan salah satu mata kuliah wajib di fakultas seni rupa.

Kenapa Nirmana menjadi pelajaran wajib dan sangat penting bagi calon-calon seniman atau desainer di bangku kuliah?

Saya sebenarnya tidak mau menyinggung soal perkuliahan atau mahasiswa, tapi mau tidak mau membahas soal Nirmana berarti juga menyinggung Nirmana sebagai salah satu bagian dari proses pendidikan bagi para calon seniman dan desainer di fakultas seni rupa. Karena saya tidak ingin adanya jarak antara yang otodidak dengan kuliah. Oleh karena itu, saya mohon maaf buat teman-teman yang otodidak karena buat saya semua sama, tinggal yang bersangkutan, mau belajar atau tidak?

Nirmana memiliki arti yang cukup aneh. Coba perhatikan nih, NIR artinya Tanpa, MANA artinya Makna. Jadi NIRMANA artinya adalah TANPA MAKNA. Nah, lo! Ngapain belajar Nirmana kalau artinya saja tanpa makna, apa ga buang-buang waktu tuh!? Tapi, justru disini uniknya belajar seni rupa. Yang tidak bermakna saja dipelajarin, dasar orang seni tuh rada-rada�.

Tujuan belajar �Tanpa Makna� alias Nirmana sangat, sangat menentukan keberhasilan karya seorang seniman atau desainer kelak. Karena tujuan dari belajar Nirmana adalah melatih ketrampilan dan kepekaan estetik. Sekali lagi melatih ketrampilan dan kepekaan estetik! Saya garis bawahi ya! Ketrampilan dan kepekaan estetik. Tanpa dua unsur ini tidak mungkin seorang seniman atau desainer dapat sukses berkarya. Lha, ketrampilan dan estetiknya tidak ada atau kurang, gimana karyanya bisa dinikmati?

Apa karya-karya desain seperti desain grafis juga harus dapat dinikmati?

Ya, itu jelas! Harus dapat dinikmati! Unsur daya tarik sangat menentukan keberhasilan sebuah desain termasuk desain grafis. Apalagi desain merupakan karya seni aplikatif, ya jelas unsur daya tarik harus ada dan �Mutlak ada�.

Secara aplikasi tujuan Nirmana adalah tata rupa / tata visual. Artinya penataan unsur-unsur yang terdapat dalam visual yaitu garis, warna, bidang dan bentuk. Penataan ini menghasilkan karya baru yang jauh berbeda dari unsur-unsur dasar tadi. Seperti adanya komposisi dalam keseimbangan, harmonisasi, penekanan/aksen, pengulangan dan proporsi. Kalau sudah begini, berarti sudah terjadi proses inovatif dan kreatifitas dalam komposisi atau tata letak.

O ya, hampir lupa, Nirmana terdiri dari dua yaitu Nirmana 2D (2 dimensi) dan Nirmana 3D (3 dimensi). Proses inovasi dan kreatifitas dua jenis Nirmana ini tidak berbeda. Hanya materi/bahannya yang berbeda. Kalau 2D menggunakan materi yang datar seperti garis warna, bidang dan bentuk (bentuk maya) dan tekstur (tekstur maya). Sednagkan 3D menggunakan bahan-bahan yang memang benda nyata, seperti kaca, kayu, sterofoam, kardus, dan sebagainya. Makanya proses belajar Nirmana sebenarnya sangat mengasyikan, karena karya yang kita buat adalah tanpa batas, semuanya berujung untuk melatih ketrampilan dan kepekaan estetik.

Semua bahan-bahan 2D maupun 3D ditata sedemikian rupa sehingga menghasilkan karya Nirmana yang memiliki nilai estetika yang didasarkan atas adanya kesimbangan dan harmonisasi.

Bagaimana sih cara belajar Nirmana?

Cara belajar Nirmana, saya kira cukup mudah dan santai, malah asyik kok. Tapi, btw, cukup panjang juga nih membahas soal Nirmana, kalau terlalu panjang nanti bacanya malah bosan. Gimana ya, karena sebenarnya masih ada bagian yang belum tuntas dan harus dijelaskan, seperti komposisi dalam keseimbangan, harmonisasi, penekanan/aksen, pengulangan dan proporsi, bagian ini kan harus lebih detil dan ada contoh pula supaya jelas.

Baiklah, kita lanjut saja ya pada artikel Nirmana 2

0 Response to "Nirmana 1"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel