Draf 'Terlarang' Beredar Dalam KTT Perubahan Iklim
Copenhagen - Para negosiator KTT Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark, kembali berembuk pasca kekecewaan atas beredarnya draf 'terlarang' yang sempat membuat panas antara negara penghasil emisi tinggi dan negara miskin.
Draf yang memicu kemaraahan negara berkembang itu telah menghancurkan optimisme yang mulai tumbuh dalam pertemuan.
"Teks itu, dan teks-teks lain yang telah beredar, bahkan belum pernah terlihat di meja perundingan sebelumnya," kata salah satu wakil negara berkembang, Yvo de Boer seperti dilansir dari AFP, Kamis (10/12/2009).
Sebuah draf diketahui bocor pada pertemuan. Draf itu berisi tentang biaya yang dikeluarkan untuk bantuan kepada negara-negara miskin, kelompok hijau dan aktivis yang telah disusun dalam pembicaraan pribadi dan condong mendukung perekonomian maju.
"Draf tersebut sebagai dasar diskusi sejumlah negara. Draf tersebut mulai dari minggu lalu dan bahkan satu hari yang lalu belum pernah diperlihatkan dalam perundingan formal," imbuhnya.
Meski kecewa, perwakilan negara-negara berkembang berjanji tidak akan memboikot pembicaraan tersebut. "Para anggota G77 tidak akan keluar dari negosiasi ini pada jam-jam terakhir ini, karena kita tidak mampu membayar kegagalan di Kopenhagen," jelas Ketua Kelompok 77, blok negara-negara berkembang, Lumumba Stanislas Dia Ping.
"Namun, kami tidak akan menandatangani kesepakatan yang merugikan. Kita tidak dapat menerima kesepakatan yang merugikan 80 persen dari populasi dunia dari penderitaan dan ketidakadilan." tegasnya.
Sampai saat ini, negara-negara berkembang telah bersepakat bahwa negara maju harus diikat untuk mengikuti pencapaian target emisi di bawah Protokol Kyoto yang akan berakhir masa berlakuknya pada 2012 mendatang.(fiq/lrn)
Draf yang memicu kemaraahan negara berkembang itu telah menghancurkan optimisme yang mulai tumbuh dalam pertemuan.
"Teks itu, dan teks-teks lain yang telah beredar, bahkan belum pernah terlihat di meja perundingan sebelumnya," kata salah satu wakil negara berkembang, Yvo de Boer seperti dilansir dari AFP, Kamis (10/12/2009).
Sebuah draf diketahui bocor pada pertemuan. Draf itu berisi tentang biaya yang dikeluarkan untuk bantuan kepada negara-negara miskin, kelompok hijau dan aktivis yang telah disusun dalam pembicaraan pribadi dan condong mendukung perekonomian maju.
"Draf tersebut sebagai dasar diskusi sejumlah negara. Draf tersebut mulai dari minggu lalu dan bahkan satu hari yang lalu belum pernah diperlihatkan dalam perundingan formal," imbuhnya.
Meski kecewa, perwakilan negara-negara berkembang berjanji tidak akan memboikot pembicaraan tersebut. "Para anggota G77 tidak akan keluar dari negosiasi ini pada jam-jam terakhir ini, karena kita tidak mampu membayar kegagalan di Kopenhagen," jelas Ketua Kelompok 77, blok negara-negara berkembang, Lumumba Stanislas Dia Ping.
"Namun, kami tidak akan menandatangani kesepakatan yang merugikan. Kita tidak dapat menerima kesepakatan yang merugikan 80 persen dari populasi dunia dari penderitaan dan ketidakadilan." tegasnya.
Sampai saat ini, negara-negara berkembang telah bersepakat bahwa negara maju harus diikat untuk mengikuti pencapaian target emisi di bawah Protokol Kyoto yang akan berakhir masa berlakuknya pada 2012 mendatang.(fiq/lrn)
0 Response to "Draf 'Terlarang' Beredar Dalam KTT Perubahan Iklim"
Post a Comment