Penjual Kerupuk dan Kacang Goreng
"Seorang yang penuh syukur akan berterimakasih dalam segala situasi. Seorang pengeluh akan tetap mengeluh sekalipun ia hidup di dalam surga"
Anonim
Jika sahabat saya, Bapak 'Chef' Timoteus Talip telah memaparkan artikel melalui "Salad"-nya yang begitu mengagumkan, juga Bapak Paulus Winarto yang telah mengupas habis tentang kesuksesan, maka saya akan mem-binding racikan sahabat-sahabat saya tersebut dan mengupasnya dengan menengok ke dalam diri Anda.
Suatu hari saya berniat pergi ke sebuah kantor dengan menggunakan taxi. Tidak lama kemudian taxi tersebut terhenti di persimpangan lampu merah. Saat itu cuaca sangat panas, namun tiba-tiba saya merinding; bukan karena saya melihat hantu, tetapi justru karena saya melihat seorang bapak tua yang berdiri tegar berjalan dengan satu kaki yang di bantu tongkat penyangga separuh tubuhnya yang terkena stroke dan tangan kirinya membawa kacang goreng yang ditawarkan di sepanjang lampu merah tersebut. saya terus mengamatinya dari jauh hingga hampir mendekat dimana taxi saya berhenti. Cuaca tak bersahabat yang membakar kulit tak menyurutkan bapak tua itu untuk terus mencari uang walaupun dari deretan mobil paling depan tidak ada satupun yang membeli barang dagangannya.
Di lain kesempatan saya pernah menyaksikan ada seorang buta yang berjualan krupuk di sekitar lampu merah di tempat yang sama saat saya melihat penjual kacang goreng tadi. Memang saya pernah mendengar dari orang sekitar kalau ada seorang yang berjualan krupuk namun cacat. Dan tahukah Anda bagaimana ia memulai aktivitasnya? Tanpa bantuan dari siapapun, ia mulai berjualan ditemani tongkat tua yang menuntunnya di sepanjang jalan yang sangat terik itu tanpa mengeluh.
Apa perasaan saya ketika melihat kedua orang itu? Jujur, saya pribadi malu ketika saya yang dalam kondisi lebih baik dari mereka terkadang justru bersikap tidak sesempurna mereka. Mereka adalah petarung yang sebenarnya. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang petarung sejati adalah mengakui keadaan dirinya sendiri.
Moral cerita yang ingin saya katakan adalah apakah yang akan Anda lakukan terhadap diri Anda yang sempurna ini? Maukah Anda mengakui bahwa tubuh Anda yang sempurna adalah tidak sempurna? Dewasa ini dalam keadaan yang semakin sulit, mungkin saja ada orang yang malu mengakui kekurangannya, tapi bagaimana dengan Anda? Pengalaman ini merupakan sebuah cermin bagi siapa saja termasuk saya karena saya pun mengalami keterpurukan. Banyak cibiran, perendahan, dan bahkan penghinaan yang saya terima dahulu. Namun semua bentuk hinaan itu justru membakar jiwa saya untuk mengeluarkan potensi terbaik dengan bekerja keras dan ketekunan itu telah merubah segalanya. Sukses juga memiliki mata sekalipun ia tidak memiliki mata secara harafiah. Seperti dua orang luar biasa yang saya uraikan di atas, keterbatasannya bukan merupakan pembatas baginya untuk terus berkarya dalam ketidakpastian dunia ini. Apa yang mereka lakukan untuk terus berjuang habis-habisan senada dengan 6 kunci produktifitas dari Brian Tracy.
1. Kerja keras.
Penjual kerupuk dan kacang goreng telah melakukan sebuah kebiasaan brilliant yang tidak semua orang sadari dan lakukan yakni kerja keras. Percayakah Anda jika merekapun membutuhkan waktu untuk membangun kebiasaan mereka untuk bekerja keras? Anda harus percaya karena tidak ada sesuatu yang sifatnya kebetulan. Air hujan pun tidak pernah turun secara kebetulan bukan?
2. Bekerja dengan cepat.Banyak dari kita bereaksi sangat lambat atau bahkan tidak bereaksi sama sekali terhadap peluang yang sangat besar yang berada dihadapan kita. Mungkin Anda menganggap saya bercanda, tapi tunggu dulu saya akan berikan bukti kepada Anda dengan beberapa pertanyaan dan kemudian Anda jawab. Berapa banyak orang yang Anda bantu ketika Anda di minta bantuan oleh orang lain? Saya tidak mengatakan kalau Anda tidak mau membantu, tapi kenyataan yang ada adalah kebanyakan reaksi spontan yang sangat cepat terjadi untuk menolak entah dengan berbagai cara. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh kedua penjual itu. Mereka menyadari bahwa keterbatasannya memaksa mereka untuk bekerja lebih cepat dan lebih keras dari orang yang memiliki fisik normal, karena jika tidak maka mereka tidak bisa bertahan hidup.
3. Bekerja dengan cerdas.
Banyak orang rata-rata sibuk atau bahkan menyibukkan diri mereka agar tampak seolah mereka benar-benar sibuk. Sadarkah Anda bahwa apa yang mereka sedang lakukan adalah membunuh diri mereka secara perlahan tanpa mereka sadari. Benjamin Tregoe menuliskan bahwa "Penggunaan waktu yang sangat buruk adalah melakukan dengan baik sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan". Kedua petarung jalanan diatas menyadari sepenuhnya bahwa penggunaan waktu untuk bekerja dengan cerdas adalah kunci mendapatkan uang.
4. Bekerja dengan kekuatan Anda.
Tahukah Anda dimanakah kekuatan sejati Anda terlihat? Kekuatan sejati Anda yang sebenarnya terlihat justru dalam keadaan-keadaan yang kritis. Kita yang memiliki tubuh normal seringkali tidak mengetahui kekuatan besar yang ada didalam diri. Apakah mudah bagi seorang yang tidak mampu melihat untuk berjualan dijalanan? Apakah mudah bagi seorang tua yang terkena stroke untuk berjualan kacang goreng? Tidak mudah bukan? Mereka bekerja dengan kekuatan mereka sendiri dengan memulai melangkah seberat apapun demi kelangsungan hidup mereka. Kekuatan mereka telah memungkinkan mereka untuk bekerja dan melakukan sesuatu lebih cepat dan baik ketika merespon pembeli. Semakin banyak waktu yang Anda gunakan untuk melakukan sesuatu, Anda akan semakin baik dalam melakukan aktivitas tersebut.
5. Bekerja dengan lebih efisien.
Percayakah Anda jika kedua penjual jalanan yang saya uraikan itu benar-benar melakukan sesuatu yang mencengangkan? Banyak penjual asongan di jalan tidak melakukannya. Kebanyakan mereka berjualan pada jam-jam sibuk atau saat istirahat kantor. Namun justru apa yang dilakukan kedua penjual ini justru berjualan disaat yang sebaliknya karena pada jam-jam sibuk para pengguna jalan berfokus kepada tujuannya agar mereka dapat sampai dengan segera sedangkan pada situasi biasa sangat memungkinkan pengguna jalan untuk lebih memperhatikan keadaan disekitarnya sehingga memungkinkan produk mereka di beli. Disini, penjual jalanan itu telah membuktikan bahwa kerja cerdas dan efisien jauh lebih mendatangkan keuntungan.
6. Bekerja lebih baik.
"If better is possible, Good is not enough", tentu Anda tidak asing dengan sebuah pepatah klasik yang sarat makna ini. Pepatah tersebut menekankan dengan jelas, jika Anda melakukan sesuatu dengan baik saja itu tidaklah cukup karena kompetitor Anda melakukan sesuatu yang jauh lebih dahsyat dari apa yang Anda lakukan. Seorang Bapak penjual kacang goreng dan penjual krupuk juga mengalami kompetisi yang serupa dan bahkan lebih keras karena keadaan mereka. Mereka bersaing justru dengan orang-orang yang normal secara fisik dan harus bekerja lebih baik.
Dr. Victor Frankl mengatakan terdapat empat kelompok pekerjaan yang dapat Anda lakukan. Pertama, pekerjaan yang sulit untuk di pelajari dan sulit untuk dilakukan; kedua, pekerjaan yang sulit untuk dipelajari namun mudah untuk dilakukan; ketiga, pekerjaan yang mudah untuk dipelajari namun sulit dilakukan, dan yang terakhir keempat adalah pekerjaan yang mudah untuk dipelajari dan mudah untuk dilakukan.
Dari keempat kelompok pekerjaan diatas, Anda tentu dapat menilai berada di manakah keberadaan Anda saat ini dan Anda mengerti kelompok pekerjaan yang mana yang menghasilkan sesuatu yang spektakuler? Ya, Anda benar. Anda harus mengambil pekerjaan yang sulit bahkan yang sangat sulit untuk dilakukan karena pasti kelompok pekerjaan ini sangat dijauhi oleh kebanyakan orang. Seperti ungkapan seorang John F Kennedy ketika melontarkan ide luar biasa mendaratkan manusia ke bulan dan membawanya kembali dengan selamat ke bumi bahwa "Ia melakukannya justru bukan karena hal itu mudah, tetapi justru karena hal ini sangat sulit".
Semoga bermanfaat.
sumber: http://motivatorindonesia.com/artikel/artikel-motivasi/eyes-of-success-davit-setiawan.html
0 Response to "Penjual Kerupuk dan Kacang Goreng"
Post a Comment