Adsterra

BEING SEXY BY READING ADDICTED


I Love Books. Bagi saya, buku adalah salah satu teman setia. Kapan saja, dan dimana saja, saya bisa menggandeng mesra buku, hihi :D Terdengar lebay, ya. Biar, ah. Menenteng buku kemana-mana itu punya hikmah tersendiri. Nggak akan ada yang namanya kesepian. Ada waktu senggang, langsung deh, keluarin buku dari dalam tas, lalu asyik membaca. Tidak hanya di waktu senggang, saat saya sedang menunggu antrian atau menunggu sebelum rapat, saya manfaatkan waktu dengan membaca buku. Begitu pula saat naik kendaraan umum. Di dalam bus misalnya, saya tetap membaca. Perjalanan tidak akan terasa. Tahu-tahu sudah sampai di tempat tujuan, yeee \(^_^)/

"Buku adalah sahabat yang paling tenang dan setia; pembimbing yang paling bijak dan terbuka; dan guru yang paling sabar."
~Charles W. Eliot~

Buku dan membaca, dua hal yang sudah tak asing lagi bagi saya. Saya sudah mengenal kedua hal ini semenjak kecil. Memang benar kata pepatah. Buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya. Inilah saya, mewarisi kecintaan akan buku dan membaca dari Ayah saya. Saat saya kecil, Ayah selalu membacakan cerita pengantar tidur. Ayah saya seorang pecinta buku. Setelah lelah pulang kerja dan istirahat hingga isya� tiba, beliau selalu menyempatkan diri untuk membaca. Setiap bulan, Ayah menyisihkan sebagin gajinya untuk membeli buku. Kalau buku yang diminatinya berharga mahal, beliau akan menabung hingga uangnya cukup. Beliau tidak merasa berat melakoni itu. Alhasil, terciptalah sebuah almari berisi penuh buku-buku koleksi Ayah. Ayah selalu bilang, "ini akan menjadi salah satu warisan ayah." ^^
Saat saya duduk di sekolah dasar, setiap bulan, Ayah membelikan majalah khusus untuk saya. Tujuannya adalah agar anaknya gemar membaca. Bukan buku yang berat. Hanya majalah untuk anak yang berisi materi-materi ringan khas anak-anak.  Saat saya mulai masuk SMP, Ayah masih tetap berlangganan majalah untuk saya. Karena saya sudah mulai beranjak remaja, majalahnya pun menyesuaikan dengan usia saya. Namun di akhir jenjang sekolah ini pula, Ayah mulai memperkenalkan saya dengan buku dengan isi materi yang lebih berat. Buku tentang leadership adalah pilihan beliau, karena menurutnya masa remaja adalah saat pembentukan kepribadian dan pencarian jati diri.
Itulah sekelumit kisah perkenalan saya terhadap buku, hingga sekarang saya jatuh cinta pada buku. Bisa buku apa saja. Mulai dari buku agama, psikologi populer, keuangan, kesehatan, atau juga buku-buku fiksi seperti puisi dan novel. Dan untuk yang terakhir ini, saya suka cerita berbau petualangan, misteri pembunuhan yang tak terpecahkan, atau juga cerita fantasi yang penuh khayalan. Menurut saya, ini adalah tema-tema yang seru. Menegangkan dan juga butuh imajinasi untuk membayangkan. Seperti novel-novel karya Alfred Hitcock tentang petualangan 3 remaja dalam memecahkan misteri yang terjadi di sekitarnya. Lalu novel karya Mary Higgins Clark yang hampir semua melibatkan tentang misteri pembunuhan. Etapi terkadang saya juga suka cerita romance, lho. Saya suka kisah-kisah cinta yang ditulis oleh Sophie Kinsella, John Austin, dan juga Nicholas Spark. Biar ada perasaan yang selang seling gitu. Tidak melulu tegang, tapi juga ada yang mengharu biru. Biasanya orang suka kisah romance yang happy ending. Saya sebaliknya, sangat suka kalau kisahnya sad ending, dan penuh dengan derai air mata. Kedengaran aneh, ya. Tapi kisah romance yang seperti ini jarang saya temui. Novel yang sudah saya baca dan miliki, rata-rata memiliki happy ending, hihi. Tapi ya sudahlah, tidak masalah ... :) :)



Hampir dapat dipastikan saya membeli buku setiap bulannya, Sampai-sampai saya menyediakan budget khusus untuk membeli buku. Saya bisa menahan diri untuk berbelanja barang-barang lain. Tapi tidak dengan buku. Mendadak gelap mata kalau ke toko buku. Jadi pingin borong semua, hehe (^^,,) Nah, untuk menekan biaya yang satu ini, biasanya saya memilih membeli buku di toko buku yang memberikan diskon reguler setiap harinya. Lumayankan, kan. Apalagi kalau toko tersebut menawarkan kartu member untuk pembeli dengan fasilitas diskon tambahan. Huaaa ... Langsung deh saya daftar. Alhasil, saya punya beberapa kartu member dari beberapa toko buku :D :D
Biasanya, sebelum membeli buku, saya akan mencari tahu isi tentang buku tersebut. Kalau ada waktu saya akan berselancar dulu di internet, mencari tahu testimoni orang lain yang telah membaca buku tersebut. Tapi kalau tidak ada waktu, atau sudah terlanjur berada di toko buku, biasanya saya akan membaca blur yang terdapat di bagian belakang sampul buku. Kalau masih kurang yakin juga, saya akan minta bantuan pelayan toko untuk membuka segel buku. Jadi, saya lebih leluasa untuk menilai lalu memastikan jadi membeli buku tersebut atau tidak. Biar tidak kecewa nantinya :) :) Etapi kalau sudah borong buku jangan lupa dibaca, ya. Sayang kankalau buku-buku itu cuman dianggurin di rak saja. Ilmunya juga nggak akan masuk ke pikiran kita dengan sendirinya. Jadi musti dibaca ^^
Ibarat rumah, buku adalah jendelanya. Dari jendela itulah, kita dapat melihat dunia luar. Kebayangkan kalau rumah tanpa ada jendela. Dengan kata lain, dengan membaca buku kita bisa tahu apa yang terjadi di masa lalu, di belahan bumi lain, bahkan tentang prediksi masa depan. Dengan membaca kita dapat menambah kosa kata, mengasah kemampun dalam berpikir serta meningkatkan pemahaman. Ibarat sebuah pisau yang semakin tajam bila terus di asah, demikian otak dan pikiran manusia. Membaca dapat meningkatkan pengetahuan. Suatu hal yang awalnya tidak diketahui dan dipahami, dengan membaca kita menjadi tahu dan paham dengan topik yang dimaksud. Kalau sudah demikian, kita menjadi lebih percaya diri jika ingin menulis ataupun berbicara dengan orang lain, salah satu alasannya adalah banyaknya pengetahuan kita. Coba bandingkan dengan, jika Anda tidak suka membaca yang menyebabkan Anda tidak tahu banyak hal. Jangan-jangan malah kudet, alias kurang up date. Yang lebih parah lagi sampai dibilang tulalit, hihi :D :D 
Etahu nggak sih, kalau ternyata membaca buku dapat mengurangi stress. Saat Anda benar-benar penat, cobalah membaca buku dengan tema yang ringan, seperti novel misalnya. Dengan begitu pikiran Anda menjadi lebih santai. Membaca buku bisa jadi sebuah terapi bagi orang yang sedang bad mood. Selain itu, hobi yang satu ini juga dapat membantu dalam berkonsentrasi dan serta meningkatkan kualitas memori. Dengan membaca, otak akan terstimulasi hingga mencegah terjadinya gangguan pada otak, seperti Alzheimer. Bahkan orang-orang yang suka membaca di masa muda, akan terhindar dari kepikunan di masa tuanya. Keren, kan :D :D



Membaca tidak harus membeli buku sendiri. Kalau memang tidak ada dana untuk membeli buku, kita bisa mampir ke perpustakaan terdekat. Ada banyak perpustakaan terutama milik pemerintah yang dibuka untuk umum dan geratis. Bila buku yang dicari tidak ada di sana, kita bisa pergi ke penyewaan buku. Kalau yang ini memang harus bayar sejumlah tertentu. Tapi kalau kita ingin sedikit ngirit, kita bisa pinjam ke teman, haha :D :D Untuk hal yang satu ini alangkah baiknya kita ingat aturan mainnya. Kalau memiinjam buku orang lain hendaknya menjaganya dengan baik. Jangan sampai kotor apalagi rusak. Pinjamnya pun jangan kelamaan. Begitu selesai, secepat mungkin kembalikan kepada yang punya. Sebenarnya ini sedikit curcol, sih. Hihi ... Sebab berdasarkan pengalaman, banyak yang pinjam buku dari saya tapi melupakan aturan ini. Pulang-pulang buku sudah lecek, bahkan ada yang sudah rusak. Yang lebih kebangetan lagi, ada buku saya yang tidak pernah kembali. Saat saya tanya dimana bukunya, dengan santai dijawab, "Memang aku pernah pinjam bukumu?" atau "Wah, aku lupa dimana meletakkannya.". Kalau dengar jawaban itu, ingin rasanya melempar dia ke laut, biar terdampar sekalian di Samudera Hindia :P :P
Tidak dapat dipungkiri, semangat membaca masyarakat Indonesia masih rendah. Coba perhatikan orang-orang di sekitar Anda. Dalam sehari, berapa jam dihabiskan untuk nonton tv, untuk main gadget, lalu untuk membaca? Banyak hal yang melatar belakangi fenomena ini. Diantaranya adalah lingkungan yang kurang dikondisikan agar budaya membaca bisa masuk ke setiap rumah. Sebagian orang tua belum memperkenalkan buku kepada anak-anak mereka sejak kecil. Mungkin awalnya sebatas mendongengkan. Namun hal itu dapat dianggap sebagai perkenalan awal anak terhadap buku. Faktor lain, banyaknya jenis hiburan lain yang lebih diminati seperti game, gadget, televisi yang berhasil mengalihkan masyarakat dari buku. Adanya sifat malas yang muncul dalam sebagian pribadi masyarakat juga mempengaruhi rendahnya semangat membaca. Belum lagi sistem pendidikan yang belum merangsang minat murid-murid untuk gemar membaca. Mungkin di setiap sekolah dapat memberikan tugas kepada para murid untuk menyelesaikan satu buku dalam kurun waktu tertentu. Satu bulan 1 buku, misalnya. Tapi yang membuat miris menurut saya adalah peran media dalam membentuk image orang-orang pecinta buku dan gemar membaca. Coba perhatikan sinetron-sinetron kita. Saat ada tokoh yang hobi membaca atau kutubuku, bisa dipastikan penampilannya culun, penampakannya seperti manusia jaman dahulu, kuper, bahkan terkadang mereka digambarkan sebagai korban bully teman-teman populernya. Kalau terus digambarkan seperti ini, remaja akan enggan berteman dengan buku. Mengenaskan, ya :( :(


Bagi Anda yang ingin mulai membiasakan membaca buku, sini saya bisikin tipsnya agar membaca menjadi mengasyikkan. Kalau Anda belum terbiasa dengan membaca buku kapan saja dan dimana saja, Anda dapat memulai dengan meluangkan waktu khusus untuk membaca buku. Bisa malam hari sembari istirahat setelah makan malam, atau juga sebelum tidur. Buatlah suasana di sekitar Anda senyaman mungkin. Mungkin Anda dapat merapatkan bantal-bantal, menyalakan lilin aroma terapi, atau boleh juga ditemani satu cup es krim dan cemilan. Hihi ... kalau ini sih alamat bakalan gagal diet, ya, haha :D :D Jangan lupa untuk menyediakan pembatas buku unik dan lucu, serta stabilo dengan warna kesukaan. Anda bisa menggunakan untuk menandai kata-kata yang menurut Anda favorit, penting, ataupun mengispirasi. Jadi, Anda dapat membacanya lagi tanpa harus bingung kehilangan jejak.
Di jaman sekarang ini, banyak penerbit yang memanfaatkan sosial media agar lebih dekat dengan pembaca. Beberapa penerbit membuat akun atau pun fan page di facebook. Sebagai contoh adalah Stiletto Book. Penerbit yang memproklamirkan diri sebagai Penerbit Buku Perempuan ini tak hanya memiliki akun dan book club di facebook, tapi juga twitter dan instagram. Bagi pecinta buku seperti saya, ini sangat menguntungkan. Ini menandakan adanya interaksi antara pembaca dengan pihak penerbit. Sehingga kita dapat memberikan masukan jika ada ide-ide bagi mereka, seperti saat penerbit akan membuat cover buku. Penerbit melibatkan calon pembaca untuk memilih, mana cover buku yang menurut mereka sesuai. Pembaca juga dapat meng-up-date informasi tentang buku-buku terbaru yang akan di-launching penerbit. Tak hanya berhenti di situ, pembaca pun bisa mendapatkan informasi dan tips ringan dari sosial media mereka. Belum lagi ikutan event-event seru, seperti blog tourbig sale, atau juga give away. Dan kalau beruntung bisa dapat hadiah deh. Seru, kan :D :D



Meneladani Para Pendiri Negeri
Salah satu kelebihan ilmu adalah, dia tak akan pernah hilang. Sampai kapanpun. Bahkan jika ilmu itu diajarkan pada orang lain, justru ilmu itu akan bertambah. Banyak pendiri negeri ini yang sangat dekat dengan sumber ilmu, yaitu buku. Tersebutlah salah satu Bapak Proklamator kita, Bung Hatta. Lelaki kelahiran Bukit Tinggi, Sumatra Barat, tahun 1902 ini adalah pecinta buku sejati. Bagi beliau, tiada hari tanpa membaca. Bahkan saat diasingkan oleh Belanda, buku adalah teman sejatinya.
Kegemaran Bung Hatta akan membaca, mempengaruhi perjuangannya. Beliau menghadirkan generasi pejuang terpelajar yang melakukan serangan secara intelektual terhadap penjajah. Membaca tidak sekedar proses menyerap ilmu tapi juga mengaplikasikannya secara nyata. 

�Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.�
~Mohammad Hatta~

Generasi muda sekarang hendaklah gemar membaca. Karena mereka adalah cerminan dari generasi yang akan datang. Saat mereka tumbuh dan menjadi orang tua kelak, merekalah sekolah pertama bagi anak-anak mereka, yaitu generasi penerus negri ini. Banyak hal yang harus mereka ajarkan. Kalaupun mereka kurang beruntung dengan jenjang pendidikan, mereka dapat mencari sumber ilmu yang lain. Yaitu dengan cara banyak membaca buku.


"Siapapun yang terhibur dengan buku, kebahagiaan tak akan sirna dari dirinya."
~Ali bin Abi Thalib~



Data Penulis
Nama                  :     Hana Aina
Facebook           :     Hana Aina
Twitter                :     Ainnice
Instagram           :     Ain1357
Email                  :     hana.aina@ymail.com

0 Response to "BEING SEXY BY READING ADDICTED"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel