Adsterra

Antara Saya, AABC dan Sumatera Utara


�Bu Nita, suntuk banget mukanya!� tegur mahasiswi saya yang tiba-tiba ngadep ke jurusan untuk meminta tanda tangan saya sebagai ketua jurusan. Iya, hehe, sejak menjabat sebagai Kajur Ilmu Komunikasi STISIPOL Candradimuka Palembang, September 2015 lalu, saya jadi kebagian job untuk menandatangani seluruh KRS (Kartu Rencana Studi) mahasiswa di jurusan yang saya ketuai. Termasuk mahasiswi yang kini ada di hadapan saya, namanya Elin, yang sekarang Semester 4.

�Ah, kamu tahu sendiri, pekerjaan di jurusan gak abis-abis. Ngurus seminar proposal, SAP mengajar, akreditasi, ikut pelatihan, dan apalah-apalah,� jawab saya sekenanya sambil mengambil KRS yang disodorkannya untuk saya tandatangani.

�Buuu....� kata mahasiswi saya itu lagi. Saya cuma melirik. �Kayaknya ibu butuh piknik, deh...�

(Saya dan AirAsia)
Kayaknya ibu butuh piknik. Kayaknya ibu butuh piknik. Kayaknya ibu butuh piknik.

Halaaaah, kok malah jadi kayak iklan sesuatu ini. Hihihi... Ya, sepertinya Elin benar, kayaknya saya butuh piknik. Udah lama gak menghibur diri dengan travelling. Terakhir 26-29 Agustus 2015 kemarin, pas sebulan sebelum diangkat menjadi Kajur. Itu karena saya ikut sebagai pemakalah call for paper internasional komunikasi di Makassar. Oya, sebelum menjadi Kajur saya adalah Sekjur di jurusan yang sama.

Lalu, di tengah kegalauan karena butuh piknik itu, kemudian datanglah informasi tentang kontes #AirAsiaNorthSumatra ini di depan mata. Saya mengetahuinya dari salah satu anggota komunitas blogger yang saya ikuti sejak lima tahun lalu, blogger wongkito.net, yang share informasi di grup Line. Wiiiih, pucuk dicinta, ulam pun tiba... Patut dicoba, nih! :D

Syaratnya gampang soalnya, hanya ngisi registrasi AABC_ID dan kemudian cerita kenapa mau jalan-jalan ke Sumatera Utara? Mm, okkeeeeh... Kita mulai cerita sekarang...

Mengapa Kamu Mau Jalan-jalan ke Sumatera Utara?
So, kalau saya ditanya �Mengapa kamu mau jalan-jalan ke Sumatera Utara?� maka jawabannya saya jabarkan dalam Konsep AABC seperti berikut ini:

A: Awalnya Hanya Dongeng
(Masa SD dan Buku Cerita Rakyat Grasindo)
Saya suka membaca buku sejak kecil. Lalu, ketika SD saya pernah membaca dongeng tentang Danau Toba di buku cerita terbitan Grasindo di Toko Buku Gramedia yang ada di Palembang. Itulah pertama kali terbersit di benak saya ingin ke Sumatera Utara. Dongeng asal mula terbentuknya Danau Toba dan Pulau Samosir itu terus membayangi kepala anak kecil seperti saya. Cerita tentang si Toba yang menangkap ikan jelmaan putri yang kemudian menjadi istrinya. Karena Toba tak bisa memegang janjinya untuk merahasiakan identitas istrinya, lalu terjadilah bencana air bah yang menyebabkan terbentuknya Danau Toba. Sangat menarik, dan yang saya bayangkan, pastilah Danau Toba itu indah sekali.

Selain membayangkan Danau Toba dengan Pulau Samosirnya, saya juga membayangkan uniknya rumah-rumah adat khas Batak yang dikenal dengan sebutan Rumah Bolon (Rumah Besar). Ketika masih kecil hampir setiap minggu, ada acara di TVRI yang memutar penyanyi-penyanyi asal Batak bersenandung dengan latar belakang rumah-rumah itu. Sering juga melihat Tari Tor Tor dilakukan di beberapa siaran televisi milik pemerintah itu dan itu sangat mengesankan.

A: Akrab Dengan Orang Batak
(Teman-teman di Super Bimbel GSC yang sebagian besar orang Batak)
Meski sama-sama Sumatera, namun tidak banyak saya menemukan orang Sumatera Utara di Sumatera Selatan. Namun, sekali bertemu, mereka semua baik dan memiliki nilai kesetiakawanan yang tinggi. Ketika duduk di SMA, tepatnya di SMA Plus Negeri 17 Palembang (1999-2002), saya mempunyai teman yang berasal dari Sumatera Utara, namanya Yulfitro Manurung, dipanggil Ucok atau Vitro dan Rimelda Siregar. Sekarang Ucok sudah menjadi dokter dan sukses. Kalau Rimelda, dia kerja di bidang pendidikan anak di Jakarta. Keduanya beragama Kristen. Namun, kami semua sangat akrab.

Saya juga bertetangga dengan orang Batak, namanya Bapak dan Ibu Sitanggang. Kalau mereka sedang Natalan, kami suka datang dan sebaliknya, kalau kami sedang merayakan Idul Fitri, mereka juga datang. Namun sekarang mereka sudah pindah, sejak sang ibu meninggal dunia. Mereka baik sekali, suka memberikan kue. Saya juga belajar menghormati agama orang lain karena kehadiran mereka.

Baru ketika bekerja di Super Bimbel GSC Palembang (2008-2010), saya banyak menemukan orang Batak di sini. Sebut saja Bu Juni Simanjuntak, Dewi Siregar, Bang Ronald Hutagalung, dan lain-lain. Sedangkan ketika mengajar di STISIPOL Candradimuka (2012-sekarang), saya baru menemukan satu mahasiswi saya yang berasal dari Sumatera Utara, namanya Eka Alia Hasibuan dipanggil Butet. Dia beragama Islam.

B: Belum Pernah ke Sumatera Utara
(Oleh-Oleh Khas Sumatera Utara, sumber foto: anekatempatwisata.com)
Alasan ketiga mengapa saya ingin ke Sumatera Utara, yaaa karena saya memang belum pernah menginjakkan kaki ke sana. Dari beberapa lokasi yang pernah saya kunjungi sebagai destinasi travelling, saya memang belum pernah sekalipun ke Sumatera Utara. Makanya berharap sekali bisa ke sana. Kalau ke sana, saya ingin sekali bisa mengambil foto diri dengan latar belakang Danau Toba, Pulau Samosir, Istana Maimun, Masjid Raya Medan, Huta Siallagan, Museum Batak Balige, Hillpark Sibolangit, atau objek-objek wisata yang lain.

Saya juga ingin menjajal kuliner yang ada di sana. Sebutlah nama-nama restoran terkenal di sana, seperti Rumah Makan Tabona (kari), Soto Kesawan, Merdeka Walk, Kedai Durian Ucok, atau juga Restoran Tip Top. Plus juga memburu oleh-oleh wajibnya, seperti Bolu Meranti, Ucok Durian, Kain Ulos, Pancake Durian, juga Teri Medan. Aduuuuh, jadi ngiler aja... Hihihi...

C: Cinta Akan Pesona Indonesia
(Pesona Sumatera Utara, foto dari berbagai sumber)
Pesona Indonesia memang luar biasa, begitu halnya dengan pesona Sumatera Utara. Indonesia yang merupakan negara kepulauan tentu membutuhkan banyak sarana transportasi untuk bisa menghubungkan seluruh wilayahnya. Seperti yang dikatakan Bapak BJ Habibie dalam film Habibie dan Ainun, sebenarnya Indonesia lebih membutuhkan banyak tranpostasi udara seperti pesawat terbang sipil untuk bisa membantu orang-orangnya bisa terus mobile dan berkarya.

Namun tentu, dari aspek ekonomi, masyarakat Indonesia masih membutuhkan harga yang kompetitif sebagai tarif penerbangannya. Kehadiran AirAsia, sebagai sebuah maskapai penerbangan bertarif rendah yang berpusat di Bandara Internasional Kuala Lumpur dan berdiri sejak 20 Desember 1993 ini menjadi pilihan terbaik untuk terbang. Melihat situsnya di www.airasia.com ada 13 destinasi domestik yang bisa dilakukan dengan menggunakan AirAsia, yakni Bali, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Lombok, Semarang, Makassar, Palembang, Balikpapan, Solo, Medan dan Pekanbaru. Kesemua ini sangat membantu Indonesia untuk terus menanamkan rasa cinta akan pesona Indonesia bagi masyarakatnya.

Itulah 4 alasan utama saya mengapa saya ingin sekali bisa jalan-jalan ke Sumatera Utara. Alasan dengan Konsep AABC. So, semoga tulisan ini bisa mewujudkan mimpi saya untuk bisa jalan-jalan ke Sumatera Utara bersama AirAsia yaaa... Pengeeeen sekali bisa ke sana. Pengen piknik. Hee... Amin, amin, amin, ya robbal alamin...

0 Response to "Antara Saya, AABC dan Sumatera Utara"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel