Adsterra

1000 Cinta di Pulau Komodo

Saya masih ingat saat Kak Robby Sunata, Ketua Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Sumatera Selatan (Sumsel) yang pertama dan kini sudah hijrah ke Jakarta untuk tergabung dalam GenPI Nasional mengirimkan chat WA di sore hari pada 20 Februari 2018 lalu. Kayak mimpi kedapetan bulan, saya ditawarkan untuk memilih mau ditugaskan ke dua tempat: Labuan Bajo atau Lombok? Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia akan mengirimkan blogger yang juga anggota GenPI di dua tempat tersebut untuk meliput festival pariwisata yang akan diadakan di sana awal bulan Maret 2018.

�Minta waktu mikir Kak Robby, 5 menit aja!� balas saya kemudian. �Iya, cepat ya Yuk Nita!� balas Kak Robby. Zwiiiiing, saya langsung buka laptop, buka google dengan kata kunci �wisata ke labuan bajo�. Waaaah, langsung terlihat di sana tentang adanya Pantai Pink, Taman Nasional Komodo, dan Pulau Padar. Mauuuuu!!! Tidak sampai 5 menit saya rasa, saya sudah WA kembali Kak Robby, �Aku pilih Labuan Bajo Kak! Belum pernah ke sana soalnya!� Dibalas dengan caption tertawa terbahak-bahak oleh Kak Robby sembari menulis, �Oke Yuk Nita, Labuan Bajo yaa� Berangkatnya nanti tanggal 3-6 Maret 2018.�

Setelah melalui masa deg-degan jadi berangkat atau tidak, 10 hari kemudian, keberangkatan itu pun terjadi juga. Cihuuuy!!! Tugas-tugas sebagai dosen ataupun Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi STISIPOL Candradimuka Palembang pun digeber untuk diselesaikan segera. Iya, coz kalau sudah di Labuan Bajo, saya mikirnya full hanya sebagai traveller, blogger atau sebagai anggota GenPI Sumsel yang sedang menikmati pariwisata di sini. Tidak boleh diganggu sama urusan yang lain, kecuali untuk urusan-urusan orang-orang terkasih yang selalu bilang kangen setiap kali. Hihihi�

Hari Pertama: Welcome to Labuan Bajo

Sabtu, 3 Maret 2018, saya pun berangkat ke Labuan Bajo. Saya diberikan tiket Batik Air paling pagi dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta untuk transit, baru kemudian terbang lagi menuju Bandara Komodo Labuan Bajo. Hampir saja saya terlambat pagi itu. Untung ditelfon seseorang yang membangunkan dan bilang, �Kamu sudah bangun belom? Ini sudah jam 4 lhooo!� Whaaaatss!!!? Yaaah, drama, langsung mandi dan persiapan ngebut untuk kemudian menuju bandara. Thanks God, tiba tepat waktu, jam 5 subuh check in, masuk ruang tunggu, dan ternyata tidak menunggu lagi, penumpang Batik Air langsung disuruh masuk pesawat terbang.

(Tiket Keberangkatan dan Instastory Pertama di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang)
Penerbangan berjalan lancar. Hanya masa transit yang cukup lama, yakni 3 jam, membuat saya harus bisa mencari kesibukan agar itu tidak membosankan. Setibanya di Jakarta, usai mengurus transit, saya membawa koper dan tas ransel kecil saya ikut ke lantai atas untuk mampir ke Caf� Metro. Saya memesan secangkir coffee latte seharga Rp 30.000,- untuk menemani saya sembari membuka laptop dan memindahkan file foto-foto dari smartphone saya, my Xiaomi Read Me 2 tersayang. Iya, kapasitas memory yang terbatas membuat smartphone andalan saya untuk mendapatkan data visual dan media komunikasi ini harus dikosongkan terlebih dahulu.

(Nunggu Transit di Cafe Metro Bandara Soetta Bersama Secangkir Coffee Latte)
Akhirnya 3 jam pun berlalu. Saya menuju Terminal C5 untuk berangkat lagi. Mulai dari keberangkatan, saya sudah mulai melaksanakan tugas-tugas saya sebagai blogger yang diberangkatkan ke Labuan Bajo oleh Kemenpar RI dan GenPINas. Iyaaa, membuat instastory keberangkatan, mengunggah foto-foto di sosial media dan menceritakan apa yang saya lakukan. Yang begini ada plus minusnya memang. Kebiasaan kalau travelling kan, lakuin dulu, posting belakangan. Biar apa? Hahaha, menghindari komen nyinyir yang gak suka lihat kita jalan-jalan terus, atau yang sibuk minta oleh-oleh atau nitip ini-itu. Tapiii� Karena ini sudah kewajiban harus posting, demi sebuah publikasi dan promosi pariwisata, okeeeh� Mari kita lakukan. Alay, alay deeeeh� Hehehe� Cuma positifnya, followers instagram saya naik drastis hingga 80 orang selama 4 hari itu.

(Welcome to Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. So happy!!!)
Akhirnya, saya tiba di Bandara Komodo Labuan Bajo itu jam 13.30 WITA. Kami diberi nomor hp sopir yang akan menjemput di WA Grup Goes To Labuan Bajo, namanya Pak Hendra. Ketika ditelfon, ternyata Pak Hendra memang sudah menunggu di depan bandara kedatangan sambil membawa karton yang bertuliskan nama saya �Ibu Sumarni Bayu Anita�. Ahaaaai� Berasa tamu penting gitu yaaaah� Seneng banget. Saya kemudian diantar menuju Cafe Exotic yang ada di depan Bandara Komodo untuk bertemu dengan 8 orang peserta yang lain. Di sana ada Kak Bondan dari GenPINas yang juga selaku ketua rombongan GenPI Goes To Labuan Bajo, Kak Yudi dari GenPi Jateng, Mbak Diska dari Kemenpar RI, Mbak Mala dari GenPI Lombok, Cito dari pemenang Lomba Foto GenPI, dan 3 orang dari GenPI Banten ada Isti, Ayun dan Sukma. Halloo� Nice to see you all�

(Baru Pertama Ketemu, Agak Jaim. Hihihi..)
Kamipun menuju hotel untuk check in dan menaruh barang. Hotel yang kami inapi selama 3 malam di Labuan Bajo adalah Hotel Laprima. Hotel yang beralamat di Jl. Pantai Pede, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur 86554 Phone: (0385) 2443700 ini memang benar-benar istimewa. Selain memiliki kolam renang luas, hotel yang berada persis di pinggir pantai ini ini juga memiliki dermaga kayu privat yang cantik. Saya mendapat kamar 602 berdua Isti dari GenPI Banten yang ternyata masih mahasiswi Jurusan Manajemen Pemasaran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

Tak lama istirahat, pukul 17.00 WITA kami sudah keluar lagi untuk menuju destinasi wisata pertama: Bukit Sylvia. Yuhuuu� Saya seneng sekali waktu sudah mulai jalan dan menemukan pemandangan berupa hamparan laut dengan kapal-kapal pinisi di atasnya. Tak cukup itu, bukit-bukit bulat telur berwarna hijau pun bermunculan dari dalam laut. Menambah keeksotikan visual Kota Labuan Bajo yang baru pertama kali ini saya singgahi hari itu.

(Hamparan Bukit-Bukit Hijau dan Laut di Bukit Sylvia, NTT)
Dua mobil yang kami tumpangi pun akhirnya berhenti di sebuah pelataran bukit. Lalu, Kak Bondan yang memberikan arahan agar kami naik ke bukit yang mana. Weeeh� Kita olah raga sore, gaesss� Kurang lebih 10 menit, kami harus trekking. Sudah lama gak naik bukit, lumayan lah yaa perjuangannya. Tapi, kamu harus tahu bahwa apa yang kita perjuangkan itu setara dengan apa yang akan kita lihat. Postingan pertama saya tentang destinasi wisata di Nusa Tenggara Timur di instagram @anitashiva88 langsung banjir like. Pemandangan Bukit Sylvia ditambah kilau sunset sore itu sungguh mempesona.

(Postingan Destinasi Pertama di IG @anitashiva88 Langsung Banjir Like)
(Bukit Sylvia yang Mempesona untuk Ajang Foto Panorama)
Usai foto bersama di atas bukit, kami pun kembali pulang ke Hotel Laprima untuk mandi sore sampai kemudian pukul 20.00 WITA diminta untuk berkumpul kembali di lobi hotel. Yups, saatnya makan malam!!! Kami menuju Kampung Ujung! Di sini merupakan tempat kuliner malam yang ramai dengan menu seafood. Kita bahkan bisa memilih terlebih dahulu seafood apa yang ingin dimasak karena juga dipamerkan di masing-masing warung tenda seafood di sana. Menu ikan bakar kerapu merah menjadi primadona para peserta GenPI Goes To Labuan Bajo malam itu di Warung Samalona. Dan rasanya memang mantap sekali.

(Warung Samalona Kampung Ujung dengan Pameran Seafood di Depan Warung)
Hari Kedua: Pulau Padar, Komodo dan Pantai Pink

Hari kedua di Labuan Bajoooo!!! Saya bangun dengan semangat, meski harus kedinginan jam 4 subuh mandi di bawah guyuran shower yang bingung cara pengaturannya. Hahaha� Penyakit lama ini. Kalau sudah urusannya dengan shower, kadang dingin banget, trus kemudian panas banget. Kenapa harus mandi pagi sekali? Karena kami harus sudah kumpul di resto hotel pukul 6.30 WITA untuk sarapan dan lanjut berangkat menuju Pulau Padar sebagai destinasi kedua. Asyiiiik, saatnya kita jalan-jalan�

(Kolam Renang Hotel Laprima yang Langsung Menghadap Pantai)
Pukul 7.30 WITA, kami pun berangkat menuju Pulau Padar dengan menyewa kapal cepat khusus. Kalau mau tahu harga sewanya, kata Kak Bondan harga normalnya adalah Rp 10.000.000/hari untuk kapasitas maksimal 20 orang. How lucky we are right? So, mari kita nikmati perjalanan ini. Sekitar satu jam kemudian, sampailah kami di Pulau Padar. Yups, kembali melihat pulau dengan perbukitan. Dari jauh terlihat ada anak tangga dari kayu yang menjulang ke atas. Huwaaaa� Desas-desus kemarin di Bukit Sylvia ternyata benar, nanti di Pulau Padar tantangan trekking-nya jauh lebih berat dengan cuaca yang cukup panas.

(Di Dermaga Laprima dan Di Kapal Cepat yang Kami Sewa Seharian)
Dan apakah benar-benar berat? Hahaha� Durasi normal untuk mencapai puncak view Pulau Padar adalah 30-60 menit. Dan saya termasuk yang 60 menit itu. Ya iyalah, orang disambi istirahat-istirahat saat bisa menemukan titik yang bisa dipakai buat ngaso dukin. Usia memang tidak bisa dibohongi. Jiaaaah� Saru banget yaa, ngomongin umur, terlebih di bulan Maret kayak gini. Cumaaa� Tetap, walau dengan tertatih-tatih akhirnya saya pun bisa mencapai puncak view untuk mendapatkan spot foto paling keren di Pulau Padar. Dengan keringat yang sudah bercucuran entah kemana, masih teteeep bisa pose cantik untuk mendapatkan dokumentasi terbaik di sana. Pulau Padar? Awesome!!!

(Best View Puncak Pulau Padar)
(Sempat Foto Bersama Turis Asing yang Berasal dari Turki)
Pukul 12.00 WITA kamipun melanjutkan perjalanan ke Pulau Komodo. Yups, akhirnya saya mau ketemu komodooo� Tahunya dulu cuma si Komo doang yang ketika saya masih SD selalu diputar tayangannya di televisi swasta pertama Indonesia, TPI. Sembari menikmati makan siang yang sudah dibawa di kapal, obrolan-obrolan seru pun tercipta. Akhirnya tak terasa, kamipun tiba di Pulau Komodo. Dari kejauhan saya juga melihat kapal feri besar dengan gambar bendera dan tulisan Norwegia di badan kapal. Kapal siapa yaaa? Waaah, ternyata ketika sampai di Taman Nasional Komodo, menurut keterangan pihak pengelola taman, ada sekitar 2.000 turis dari Norwegia yang hari itu berkunjung. Saya pun bisa melihat sendiri, 2.000 turis itu sedang berbaris untuk antri bergiliran menikmati keindahan Taman Nasional Komodo.

(Tampak Depan Gerbang Taman Nasional Komodo)
Apakah saya bisa berfoto dengan komodo yang memiliki nama latin Varanus Komodoensis hari itu? Waaaah, saya mendapatkan pose terbaik malah!!! Gak kecewa, sudah jauh-jauh terbang dari Palembang dan akhirnya dengan penuh keberanian dan dengan bantuan ranger yang memandu kami, saya pun mendapatkan pose dengan jarak terdekat dengan komodo kelas Hercules, sebutan untuk komodo dengan ukuran badan paling besar.

(Ragam Usaha Untuk Mendapatkan Best Moment Berfoto Dengan Komodo)
Kok yang lain tidak dapat? Yaa, karena moment-nya tidak selalu ada. Terlebih cerita tentang keganasan komodo semakin membuat ciut nyali untuk dekat-dekat. Tahun 2017 lalu, satu turis asal Singapore tewas karena digigit komodo. Tewasnya memang tidak langsung seketika, namun bakteri yang dikandung ludah komodo kalau sudah menjalar di tubuh, maka usia korban yang digigit sudah bisa diprediksi tak lama lagi. Dikatakan ranger, sudah ada 30 korban digigit komodo, 6 diantaranya meninggal dunia. Terlebih lagi, indra penciuman komodo akan darah yang sangat tajam hingga 5 km juga semakin membuat keder.

Tapi entah kenapa, saya asyik-asyik aja waktu ranger menawarkan, �Sini Mbak, mendekat ke sini, saya fotokan!� ketika seekor komodo besar berlari-lari usai berjemur dari pantai. Waaaaah, akhirnya dapet juga! Sayanya lagi senyum sumringah, komodonya lagi seru menjulurkan lidah bercabangnya. Kerjasama yang baik, gaesss�. Muaaach!!!

(My Best Foto with Komodo di Pulau Komodo)
Usai dapet foto bersama komodo, kami pun berjalan menuju pintu keluar. Di sini juga terdapat pusat penjualan oleh-oleh khas Pulau Komodo atau khas Nusa Tenggara Timur. Saya pun sempat mampir dan membeli beberapa. Saran saya, belilah di sini saja, kalau yang ingin dibeli adalah patung kayu komodo. Saya dapat harga istimewa di sini. Hahaha, tentu dengan gaya tawar-menawar tingkat tinggi. Pakai gaya ditinggalin dulu, trus dipanggil lagi untuk beli. Kalau untuk beli kain, disarankan ketika lagi ada pameran. Kalau untuk beli pajangan di dinding, di Toko Oleh-oleh Exotic yang ada di depan Bandara Komodo itu jauh lebih terjangkau. Saya gak usah kasih tahu harganya yaa, cos saya mau buka Giveaway Oleh-oleh Dari Nusa Tenggara Timur periode 8-18 Maret 2018 ini di akun instagram saya @anitashiva88. Jadi, kalau mau dapet oleh-oleh dari saya, ikutin saja giveaway-nya. Siapa tahu menang. Hehehe�

(Giveaway Oleh-Oleh Dari Nusa Tenggara Timur by @anitashiva88)
Puas bertemu komodo, kamipun menuju Pantai Pink yang juga ada di Pulau Komodo yang sungguh, pasirnya memang benar-benar berwarna pink. Ada 7 pantai di dunia yang berwarna pink karena kandungan alganya, termasuklah di Pulau Komodo. Tapi ke sananya tetep harus naik kapal lagi. Waaaaah� Pantainya kayak pantai pribadi. Iya, coz sore itu, hanya kapal kami yang tetap berada di sana. Awal datang ada beberapa turis bule juga yang berenang dan berjemur di pinggir pantai. Saya yang gak bisa berenang, pun harus nyemplung ke laut dengan menggunakan pelampung dan alat snorkeling. Baiklah, profesionalitas plus totalitas. Berenang, snorkeling di laut yang dangkal, membuat formasi di laut, tiduran di pantai adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Pantai Pink. Benar� Resiko kulit menjadi gelap sudah tidak terpikirkan lagi.

(Formasi Bintang GenPI di Pantai Pink dengan Drone Ayun GenPI Banten)
(Totalitas Berenang Biar Bisa Dapet Pose ini di Laut Flores)
(Serasa Pantai Pribadi Karena Hanya Ada Kapal Dari GenPI)
Baju yang basah itu menemani kami pulang menuju hotel. Dingin gaaaak? Hahaha� Gak juga, biasa aja� Hahaha. Eh, tapi, kebahagiaan abis berwisata di 3 tempat luar biasa di Nusa Tenggara Timur hari itu masih ditambah dengan munculnya sekumpulan lumba-lumba di laut di jalur kepulangan kami. Aih, serasa Ariel yang disambut dengan ceria di atas Laut Flores itu. Terima kasih yaaa�

Hari itu, saya benar-benar hidup di alam bebas. Iya, karena sinyal provider pun membebaskan diri dari HP saya seharian. Bayangin dari jam 8 pagi hingga 4 sore, HP saya sunyi. Alhasil, ketika sampai di dermaga Laprima Hotel, kabar berdatangan dan saya akhirnya bisa kembali mem-posting kegiatan-kegiatan yang saya lakukan selama di Nusa Tenggara Timur. Pukul 8 malam kami kembali makan malam di Warung Samalona Kampung Ujung. Bedanya hari ini menu yang saya pilih adalah cumi bakar. Waaah, sedapnyaaa�.

Hari Ketiga: Festival Komodo 2018

Hari ketiga di Nusa Tenggara Timur! Saatnya kita bekerja sesuai alasan keberangkatan. Yups, meliput kegiatan Festival Komodo 2018 yang berlangsung selama tanggal 5-10 Maret 2018. Hari itu, Senin, 5 Maret 2018 adalah hari Pembukaan Festival Komodo 2018 yang juga menjadi salah satu dari 100 Calendar of Event Kemenpar Tahun 2018. Saya kebagian untuk langsung stand by di venue bersama Mala dan Sukma. Iya karena tugas saya terutama sebagai blogger, jadi yang terpenting saya harus mampu menceritakan apa yang menarik di mata saya selama Pembukaan Festival Komodo 2018 itu berlangsung.

Namun karena pembukaan festival masih dilaksanakan pukul 14.00 WITA, paginya kami masih menyempatkan diri berkunjung ke Goa Batu Cermin. Di sini, kita bisa melihat goa yang memiliki keunikan dengan keberadaan fosil kura-kura, batu berlian, karang-karang yang menempel di dinding gua, lorong yang sempit, dan stalagtit serta stalagmit yang mempesona. Di bagian luar goa kita juga dapat menikmati hutan bambu duri yang cukup indah untuk dijadikan spot berfoto.

(Menjelajah Goa Batu Cermin di Manggarai Barat)
Usai makan siang di salah satu warung makan di Manggarai Barat, pulang ke hotel, maka pada pukul 14.00 WITA, kami pun berangkat menuju venue. Saya turun di Lapangan Sepak Bola Kampung Ujung Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Di sinilah puncak perhelatan Festival Komodo 2018 digelar. Sebelumnya, ada pawai peserta festival yang mengambil start dari depan RS Siloam Mangarai Barat. Ketika tiba di venue, saya langsung tertarik mewawancarai salah satu peserta yang akan menari di festival tersebut. Namanya Belia, kelas 2 dari SMP Arnoldus. �Ada 48 penari Kak dari SMP Arnoldus dan SMP 40 Komodo yang nanti akan menari,� ujarnya dengan senyum manis.

(Foto Bersama Belia dari SMP Arnoldus yang akan Menari di Festival Komodo 2018)
Setelah itu, saya pun tertarik untuk mengunjungi satu persatu stand yang ada di sana. Iyaaa, mencari souvenir atau kenang-kenangan atau tanda mata sebagai bukti kita pernah ke sini. Akhirnya, saya mendapatkan beberapa souvenir menarik, salah satunya ikat kepala khas Nusa Tenggara Timur. Sebenarnya ingin juga beli kainnya, tapi apa daya, hahaha� Ya udah, gak usah dibahas deh!

(Foto Bersama Bupati Manggarai Barat Drs. Agustinus Ch Dula dan Foto Bersama Kain Khas NTT)
Rombongan pawai tiba di venue pukul 16.00 WITA. Acara pun dimulai. Silih berganti tarian ditampilkan. Parade perkenalan peserta pawai juga dilakukan. Kata sambutan dari Bupati Manggarai Barat, Bapak Drs. Agustinus Ch Dula yang sekaligus membuka acara Festival Komodo 2018 bersama perwakilan pihak Kemenpar RI disambut meriah oleh para pengunjung baik masyarakat lokal, maupun turis domestik dan mancanegara. Saya pun sempat berfoto bersama Bapak Bupati Manggarai barat, dan beberapa turis mancanegara yang ikut saya wawancarai hari itu.

(Foto Bersama Usai Wawancara Jodi Turis Dari Canada)
Kami para anggota dari Tim GenPI Goes To Labuan Bajo pun diperlakukan khusus oleh panitia. Disebut sebagai tim promosi, dan meski duduk berkumpul di belakang panggung tapi juga tidak luput mendapatkan perhatian dengan diberikan nasi kotak oleh panitia dan diberikan kesempatan untuk mencicipi 15 jenis kuliner khas pesisir Nusa Tenggara Timur yang juga menjadi pilihan menu makan malam para tamu kehormatan di Festival Komodo 2018 tersebut. Yang semakin membuat ceria hashtag #pesonafestivalkomodo menjadi trending topic nomor 1 hari itu.

(Tim GenPI Kompak di Acara Festival Komodo 2018 di NTT)
(Pameran Kuliner Khas Pesisir NTT Sekaligus Dapat Dinikmati Oleh Tamu Kehormatan)
Kami akhirnya kembali ke Hotel Laprima pukul 10 malam. Tak lama dari sana, kembali berkumpul di resto hotel untuk rapat dan berkoordinasi tentang tugas masing-masing tim. Saya juga suka berada di resto hotel ketimbang kamar, karena di sinilah saya bisa mengakses wifi. Hahaha! Alhasil, pukul 1 pagi kami baru masuk kamar karena memang sudah sangat lelah.

Hari Keempat: Drama Asam Lambung

Hari keempat di Nusa Tenggara Timur juga merupakan hari terakhir di sini. Hik hik hik� Liburan sudah usai, gaesss� Pagi kami sempat breakfast di resto hotel kembali. Saya suka menu di hotel ini. Enak-enak. Serius. Kemudian uniknya lagi, owner hotel ini turun langsung untuk mengawasi hotelnya, terutama saat breakfast. Tak jarang sang ibu itu berbincang dengan tamu hotelnya menawarkan diri untuk membantu memanggangkan roti.

(Sebagian Oleh-Oleh Yang Saya Beli Dari NTT)
Pukul 11.00 WIB kami pun check out hotel. Nah, di detik ini, perut saya mulai berasa ada yang tidak beres. Entahlah, mungkin ada yang tidak rela saya meninggalkan kota yang indah ini kali yaaa� Hihihi. Sempat mengunyah obat maag yang diberikan Kak Yudi dari GenPI Jateng untuk meredakan sakit. Tiba di Bandara Komodo, titip barang sama porter, lalu berjalan kaki menuju Pusat Oleh-oleh NTT Exotic yang ada di depan bandara. Lumayan, semalem dapet uang saku dari Kemenpar bisa dipakai untuk beli sesuatu lagi dari sini. Usai belanja, rombongan istirahat sejenak di Caf� Exoticnya. Saya kembali minta dibuatkan milkshake vanilla.

Perjalanan udara dari Labuan Bajo dengan Batik Air menuju Jakarta benar-benar tak terlupakan. Pukul 14.30 WITA kami berangkat. Wih, perutnya semakin menjadi-jadi. Seperti lagi ada yang memeras usus dan lambung saya. Entah apa yang salah, apa salah makan, apa salah minum, saya tidak bisa memprediksi. Terus berdoa selama perjalanan. Pukul 16.00 WIB tiba di Bandara Soekarno Hatta, usai ke toilet, lalu post transit, saya langsung mencari Klinik Kesehatan Bandara. Terima kasih ya Allah, di sini petugasnya sangat baik. Usai periksa tekanan darah, semua normal 120/80, hanya kondisi saya yang harus menahan perih di lambung dan sering ke toilet membuat saya diberikan 6 butir obat sekaligus.

(Istirahat Selama Transit di Klinik Kesehatan Bandara Soetta Jakarta)
Sore sampai pukul 19.00 WIB, kurang lebih 3 jam saya pun istirahat di klinik itu. Perut saya mulai mendingan, tidak sakit lagi. Saya memang harus transit 5 jam sampai akhirnya boarding kembali ke Palembang pada pukul 21.00 WIB. Pukul 7 malam saya naik ke atas, sempat beli roti kesukaan orang rumah Beard Papa, lalu masuk Terminal di C7. Boarding berjalan lancar, doa semoga segera sembuh juga mengalir deras di sosial media. Terima kasih banyak atas perhatiannya yaa� Akhirnya bisa landing kembali di kota tercinta, Palembang pada pukul 21.30 WIB. Tukang jemput sudah setia menanti. Hahaha� Terima kasih yaaa� Finally, tiba di rumah dan bisa kembali cium dan peluk Fafa. Alhamdulillah�

Terima kasih terutama kepada Allah SWT yang kembali bisa memberikan saya takdir yang manis ini, cerita perjalanan selama 4 hari GenPI Goes To Labuan Bajo ini sarat makna bagi saya, iyaaa 1000 Cinta di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Terima kasih juga kepada pihak Kemenpar RI yang sudah mengajak para anggota GenPI meliput dalam setiap kegiatan Calendar of Event Indonesia. Terima kasih untuk GenPI Nasional dan GenPI Sumatera Selatan yang sudah memilih saya untuk menjadi perwakilan provinsi untuk ikut khusus di trip Labuan Bajo. Terima kasih untuk 8 orang anggota tim GenPI Goes To Labuan Bajo: Kak Bondan, Kak Yudi, Mbak Mala, Mbak Diska, Cito, Sukma, Ayun, dan Isti untuk kebersamaannya selama 4 hari itu. Terima kasih untuk orang-orang tersayang yang selalu memberikan perhatian di mana pun saya berada. Terakhir terima kasih untuk kamu yang sudah membaca cerita perjalanan saya ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur ini sampai habis.

(1000 Cinta di Pulau Komodo)
Semoga Allah SWT membalas budi baik kalian. Terakhir, mari kita ucapkan bersama-sama Salam Pesona Indonesia: Wonderfull� Salam GenPI: Gasssss!!! See you in the next my journey story yaaaa�. I love you all, gaesssss�.

0 Response to "1000 Cinta di Pulau Komodo"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel