Menjadi Penulis yang Selalu Naik Kelas
Seseorang disebut penulis jika dia melakukan aktivitas menulis. Etapi banyak lho alasan seorang penulis enggan menulis. Bisa jadi dia sedang blockwriting, bad mood, sedang nggak ada ide, dan banyak alasan lainnya. Menulis itu adalah skill. Jadi, semakin terus berlatih semakin baik hasilnya.
Memang, menulis itu butuh motivasi. Dan motivasinya juga harus kuat. Jangan sampai semangatnya putus di tengah jalan. Karenanya, seorang penulis harus memiliki manajemen waktu yang baik. Jangan sampai menulis dijadikan kambing hitam terbengkalainya aktivitas yang lain. Salah satu cara agar menulis lancar adalah dengan menemukan jam biologis.
Jam biologis adalah saat dimana seorang penulis mampu menulis dengan baik dan lancar. Entah kenapa pada jam tertentu, penulis benar-benar bisa fokus, ide lancar jaya, dan mood meningkat tajam. Jika Anda seorang penulis, coba temukan jam bilogis. Ini akan sangat membantu Anda membuat manajemen waktu. Pada saat itulah Anda harus menulis.
Menulis, menulis dan menulis ... adalah kunci agar kualitas tulisan menjadi lebih baik. Selain itu, dengan terus latihan menulis akan menjaga semangat untuk menjadi penulis dengan kualitas lebih baik lagi, alias naik level. Seorang penulis senior, Nurul Chomaria, S.Psi berbagi tips dirinya yang semakin hari semakin produktif. Di acara kopdar IIDN Solo Raya, Nurul membuka rahasianya untuk tetap semangat menulis. Tips ini bisa Anda ikuti terutama yang ingin menjadi penulis, atau juga penulis pemula. Berikut di antaranya ...
Latihan menulis yang benar. Sepertinya ini sangat remeh, tapi dengan memiliki kebiasaan menulis yang benar akan mempermudah Anda menulis artikel. Karenanya jangan suka menyingkat-nyingkat tulisan meski itu hanya sebuah status di sosial media atau pun pesan di whatsapp. Ini berhubungan dengan kebiasaan. Takutnya akan terbawa hingga saat Anda menjadi penulis. Tidak mungkin kan Anda menulis artikel dengan menggunakan kata yang disingkat-singkat. Karenanya, biasakanlah dari sekarang untuk tidak menyingkat kata.
Posting di sosmed sesuatu yang bermanfat. Saat Anda posting di sosial media, alangkah baiknya postinglah hal yang bermanfaat. Bukankah menulis itu adalah menebar manfaat. Orang mendapatkan manfaat dari apa yang kita tulis. Tidak harus sesuatu yang besar seperti layaknya seorang motivator. Kejadian keseharian pun bisa dijadikan status di sosial media asalkan dikemas dengan baik.
Pilih status yang baik, kembangkan!Dari status yang ditulis di sosial media, bisa Anda jadikan bahan tulisan artikel, lho. Ini seolah-olah bank ide. Saat Anda butuh ide untuk menulis, baca kembali status-status Anda di sosial media, lalu kembangkan. Wah, menyenangkan ya kalau statusnya bermanfaat. Tentu ini akan sangat membantu.
Latihan menulis 30 hari. Tantanglah diri Anda menulis setiap hari dala 30 hari. Kalau Anda bergabung dengan komunitas, tentu sering mendapat tantangan seperti ini, ya. Ini memberikan banyak manfaat bagi para penulis. Selain sebagai latihan menulis, ini juga dapat memupuk semangat menulis karena Anda diharuskan menulis setiap hari. Bisa jadi selesai mengikuti tantangan ini, Anda menjadi disiplin menulis setiap hari.
Tantang mengikuti Lomba. Sesekali tantang diri Anda berkompetisi dnegan penulis lain. Ini seperti mengukur kemampuan sekaligus memperkaya pengalaman. Anda akan termotivasi untuk menulis yang baik. Selain itu, Anda juga dapat membaca tulisan penulis lain sebagai perbandingan. Apalagi jika itu tulisan sang pemenang kompetisi.
Penulis memang harus tahan banting. Apalagi jika ingin naik kelas. Harus berani go publik, hehe ... Go publik di sini maksudnya adalah harus berani membagikan tulisannya kepada orang lain. Dengan begitu, Anda tidak hanya berbagi manfaat melalui tulisan, namun juga tahu kualitas tulisan Anda. Ini bisa diketahui salah satunya dari tanggapan pembaca. Apalagi jika Anda berani mengirim tulisan Anda ke media atau pun penerbit. Ini tentu memiliki tantangan yang lebih besar lagi.
Saat Anda memberanikan diri mengirimkan karya ke pihak lain, baik itu penitia lomba, penerbit, maupun media, itu adalah langkah berani. Saatnya Anda naik kelas. Tapi tidak bisa naik kelas begitu saja. Semakin tinggi kelasnya, tantangannya semakin besar. Aroma kompetisi semakin kuat. Bisa jadi Anda gagal, ditolak media, atau tulisan Anda tidak di-acc penerbit. Lantas jangan putus asa, ya, loyo atau bahkan kapok menulis lagi. No! Big no!
Tetaplah menulis meski pernah mengalami kegagalan. Jangan menyerah. Yakinkan dalam hati setiap tulisan yang dibuat punya jodohnya sendiri. Kalau tulisan Anda ditolak penerbit A, bisa jadi malah diterima penerbit B. Karenanya Anda harus tetap semangat.
Menulis itu memang butuh kesabaran. Apalagi jika Anda menulis buku. Tentu ini membutuhkan nafas yang lebih panjang agar semangat tetap terjaga. Menulis 100 halaman untuk nonfiksi, dan 200 halaman untuk fiksi tentunya tak mudah, bukan. Jangan sampai semangat Anda hilang di tengah jalan. Alhasil naskah buku tak akan selesai. Kalau perlu, bergabunglah ke dalam komunitas menulis.
Ada banyak manfaat saat Anda bergabung dengan komunitas menulis. Selain semangat menulis tetap terjaga karena memiliki teman sesama penulis, akan banyak ilmu yang akan Anda dapatkan dari sharing sesama anggota. Tak hanya itu, sharing pengalaman pun tidak sedikit. Dan kalau Anda beruntung, ini akan membuka jalan Anda ke penerbit.
Lalu bagaimana jika tiba-tiba blank di tengah jalan? Pakai outline, dong. Menulis outline sebelum menulis naskah punya banyak manfaat. Dengan outline Anda tahu apa saja yang akan ditulis karena outline memberikan gambaran dari awal hingga akhir naskah. Selain itu outlien membantu Anda agar tetap fokus, tulisan tetap berada pada pokok bahasan, tidak keluar jalur. Dan yang terpenting, outline tidak akan membuat lupa apa yang akan Anda tulis. Kalau mulai lupa, baca lagi saja outlinenya ^^.
Kalau Anda sudah berniat menulis, jangan lupa membuat deadline bagi tulisan Anda, ya. Buatlah batasan waktu Anda harus menyelesaikan tulisan tersebut. Kalau tidak, penyelesaian tulisan jadi molor atau bahkan tidak pernah selesai. Sayang sekali, kan.
Nah, jadi penulis yang senantiasa naik kelas itu memang gampang-gampang susah, ya, hmm ... atau susah-susah gampang? Haha ... Yang jelas memang butuh kesabaran, semangat pantang menyerah, dan juga disiplin. Kalau Anda, sudah siapkan menjadi penulis yang selalu naik kelas?
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
0 Response to "Menjadi Penulis yang Selalu Naik Kelas"
Post a Comment