Adsterra

Menikmati HokBen di Palembang, Menyelami Identitas Makanan Ala Jepang Bagi Wong Kito

Selamat datang HokBen di Kota Palembang! Akhirnya orang Palembang yang juga dikenal dengan sebutan Wong Kito dapat menikmati ragam menu makanan ala Jepang yang ditawarkan oleh HokBen untuk pertama kali pada tanggal 30 Agustus 2019 di Lantai 2 Palembang Icon. Penantian yang cukup lama jika dilihat dari lahirnya Hokben di Indonesia, yakni tahun 1985 di Jakarta Pusat. Hanya beda satu tahun lebih muda dari usia saya yang kelahiran 1984. Akhirnya setelah usia HokBen yang ke-34 tahun, restoran makanan yang dibangun oleh Hendra Arifin, seorang Warga Negara Indonesia asli ini bisa ikut mewarnai dunia kuliner di kota yang sudah terkenal lebih dulu dengan panganan pempeknya ini.

Makanan dan Manusia
Makanan dan manusia memang dua unsur yang tidak akan pernah dapat terpisahkan. Sama halnya dengan analogi mobil dan bahan bakar minyak (bbm) atau handphone dan baterai. Keduanya menunjukkan bahwa tanpa ketersediaan yang lain, maka yang  lainnya menjadi tak berdaya. Menurut Abraham Maslow dalam Teori Kebutuhan Dasar Manusia, menyebutkan bahwa manusia mempunyai lima kebutuhan. Adapun lima kebutuhan ini membentuk tingkatan atau hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk didapat.

(Makanan: Menu HokBen dan Manusia: Saya dan Fafa)
Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi. Adapun persoalan makan, dari lima tingkatan kebutuhan, yakni: kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri, ia bahkan masuk di posisi pertama. Bahwa, kebutuhan manusia akan makanan (pangan) setara dengan kebutuhan manusia akan pakaian (sandang), rumah (papan), dan juga kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.

Semakin ke sini, makanan nyatanya tidak menjadi unsur kebutuhan fisiologis semata. Perkembangan manusia itu sendiri, menjadikan makan bahkan bisa masuk dalam tingkatan kelima dari hirarki Teori Kebutuhan Dasar Manusia, yakni kebutuhan aktualisasi diri. Jika biasanya, dalam aktualisasi diri manusia tersebut akan tergambar dalam kebutuhan dan keinginannya untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya. Berdasarkan penelitian saya yang sudah dibukukan dalam buku Pempek Palembang Mendeskripsikan Identitas Wong Kito Melalui Kuliner Lokal Kebanggaan Mereka (Anita, 2014) maka bagian yang terakhir ini kita mendapatkan sudut pandang tambahan bahwa makanan memiliki fungsi sebagai aktualisasi diri manusia atau identitas bagi manusia itu sendiri.

(HokBen v Blogger Palembang dalam Acara Pembukaan HokBen Palembang Icon)
Berangkat dari sana, saya juga tertarik untuk melihat keberadaan HokBen sebagai makanan global yang juga menjadi popular di kalangan masyarakat lokal. Bahwa ketika kita menikmati ragam menu yang disediakan oleh HokBen, maka secara tidak langsung kitapun sedang menyelami identitas makanan ala Jepang tersebut dalam diri kita. Berhubung saya orang Palembang yang sekaligus juga blogger dan berkesempatan menikmati ragam menu di HokBen, maka saya mencoba mengkaitkan hubungan antara HokBen dan orang Palembang itu sendiri atau yang juga biasa disebut dengan istilah �Wong Kito�.

Sebuah hasil yang cukup menarik bahwa nyatanya makanan global pun memiliki nilai �kelas� yang menunjukkan aktualisasi pengkonsumsinya. Tak hanya ranah pengguna atau konsumen, namun juga menjadi wilayah bagi pembuat atau produsen dalam menentukan menu makanan HokBen yang mana yang paling layak disebut sebagai ikon HokBen itu sendiri, mulai dari kategori set menu, main menu, fried menu, soup & sukiyaki, dessert, snack, dan beverages. Proses pemahaman tentang makanan Jepang yang tak hanya berkisar dalam tingkatan makanan yang enak untuk disantap, namun juga mendiskusikan secara lebih mendalam tentang seputar konstruksi pelekatan makna makanan Jepang itu sendiri sebagai identitas orang yang memakannya.

Sejarah Hoka Hoka Bento
Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Maka untuk menyelami bagaimana identitas makanan ala Jepang bagi Wong Kito dalam studi kasus menikmati HokBen di Palembang, maka ada baiknya kalau kita mengetahui terlebih dahulu tentang sejarah HokBen yang dulunya bernama Hoka Hoka Bento hingga kemudian dapat membuka gerainya di Kota Palembang.

HokBen adalah restoran dengan konsep �Japanese Fast Food� terbesar di Indonesia. Pemiliknya Hendra Arifin tertarik mengembangkan restoran cepat saji ala Jepang karena di tahun 1985 konsep itu belum ada di Indonesia. Hendra melakukan studi banding ke Jepang kemudian membeli izin untuk menggunakan merek dan asistensi teknis Hoka Hoka Bento di Indonesia. Nama HokBen sendiri adalah akronim dari Hoka-Hoka Bento yang artinya Makanan Hangat Dalam Boks. Di negeri asalnya Jepang, Bento adalah makanan take away (pesan ambil/bawa pulang). Maskot HokBen adalah sepasang karakter anak-anak dengan gaya gambar manga Jepang. Yaitu Taro; anak lelaki dengan baju berwarna biru, dan Hanako; anak perempuan berbaju merah. Kedua karakter ini menjadi logo sekaligus maskot restoran ini.

(Maskot Hoka Hoka Bento: Taro & Hanako)
PT. Eka Bogainti kini memiliki hak cipta penuh atas brand HokBen. Usaha yang serupa dengan brand sama yang ada di Jepang kini sudah tak ada lagi. Walau menawarkan masakan Jepang, kepemilikan brand HokBen kini 100% dimiliki warga negara Indonesia. Menu Hokben menyajikan berbagai masakan Jepang populer. Mulai dari tumisan (seperti yakiniku, teriyaki, burakkupeppa dengan pilihan daging sapi atau ayam). Gorengan (seperti chicken katsu, ekkado, ebi furai, spicy chicken, tori baaga, serta kani roll, egg chicken roll, dan shrimp roll). Sukiyaki, shumai, gyoza, hingga salad dan sup (seperti sukiyaki, chicken tofu, shrimp ball, dan shrimp dumpling) baik satuan maupun paket. Kemudian tersedia tori pop corn, minuman dan hidangan penutup khas seperti es sarang burung, es ogura, koori konyaku, dan puding.

Walaupun menampilkan diri sebagai restoran Jepang, tetapi masakan Jepang yang disajikan di restoran Hokben telah disesuaikan dengan selera Indonesia. Seperti rasa yang lebih kuat dan juga menyajikan sambal pedas manis yang digemari orang Indonesia. Hokben memang dirintis dan dimiliki oleh orang Indonesia, bukan Jepang, sehingga memang tidak menawarkan masakan Jepang otentik. HokBen pun menawarkan paket makanan untuk anak kecil yang disebut Kidzu Bento dengan menyertakan mainan, serta paket pesta ulang tahun di restorannya.

(Menu Kidzu Bento dengan Hadiah Kereta Api Sinkanzen)
Kini, HokBen pegang generasi kedua, anak dari Hendra Arifin yakni Paulus Arifin yang menjadi Direktur Operasional PT Eka Bogainti. Menurut Paulus, dampak krisis global membuat pengunjung resto sedikit berkurang. Akhirnya ia menerapkan strategi khusus untuk menarik minat konsumen dengan berbagai menu spesial. Untuk efisiensi terus dilakukan tanpa harus melakukan perampingan tenaga kerja. Kini, HokBen mempekerjakan sekitar 4.000 tenaga kerja. Hokben sendiri tidak berencana berekspansi ke sistem waralaba. Upaya tersebut untuk mempertahankan kualitas layanan menjadi salah satu alasan untuk tidak merambah ke bisnis waralaba. Hal tersebut memang menggiurkan namun Hendra tak ingin serakah. Karena bisnis makanan tergantung pada kualitas layanan.

Menyelami identitas brand HokBen paling tepat jika bertanya langsung dengan mereka yang memang bergerak di dalamnya. Penelitian yang komprehensif tentu mewajibkan peneliti untuk melakukan wawancara mendalam, namun untungnya HokBen sudah menyadari pentingnya keterbukaan informasi tersebut dengan menyampaikan mengenai sejarah restorannya dalam websitenya di www.hokben.co.id. Berikut ini ringkasan sejarah dan perkembangan HokBen yang saya rangkum dari website HokBen tersebut:

1985
Hokben didirikan di Jakarta pada tanggal 18 April 1985, di bawah lisensi PT. Eka Bogainti. Restoran pertama hadir di Kebon Kacang, Jakarta Pusat tahun 1985. Perusahaan tersebut didirikan oleh Hendra Arifin. HokBen menyajikan makanan bergaya Jepang yang variatif, higienis, cepat saji.

1990
Cabang pertama dibuka di Bandung. Sekarang, Hoka Hoka Bento memiliki 27 cabang yang tersebar di berbagai lokasi di Jawa Barat. (catatan : Seluruh store HokBen di Jawa Barat dimiliki oleh PT Citra Boga Kumala)

2005
Pembukaan gerai pertama di Surabaya. Sampai saat ini, ada 10 gerai HokBen yang tersebar di berbagai lokasi di Surabaya dan Malang.

2007
Call Center 1500505 ditetapkan sebagai kontak Pesan Antar Hokben

2008
HokBen memperoleh Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sertifikat Halal No. 00160048830908. Peluncuran Website HokBen dengan fasilitas Pesan Online dan diperkenalkannya Paket Kidzu Bento untuk anak-anak.

2009
Peluncuran Hokben Drive Thru di Cabang Alam Sutera. Saat ini HokBen memiliki 4 cabang dengan layanan Drive Thru yang tersedia di Alam Sutera, BSD Square (Tangerang), Harapan Indah (Bekasi) dan Polisi Istimewa (Surabaya)

2010
Memperluas cabang ke Jawa Tengah (Jogjakarta, Semarang, Solo) dan Bali

2012
Memperkenalkan pembayaran dengan cara multi-cashier service dan debit/credit card dan peluncuran Hocafe

2013
Mulai 15 Oktober 2013 Hoka Hoka Bento hadir dengan nama baru: HokBen; dengan tampilan, penawaran, pelayanan dan nuansa yang lebih segar dan bersahabat

2016
Pada 17 Agustus 2016 HokBen Apps hadir untuk Pengguna Smartphone Android,dan untuk pengguna IOS pada Nov 2016. Dengan tagline "Sekarang Kamu dan HokBen hanya sejarak Sumpit" Aplikasi ini akan memberikan pengalaman 'Customer Journey' yang memudahkan Customer dalam memesan menu HokBen selayaknya di store.

2017
Tahun 2017 tepatnya pada 27 September, HokBen meraih Sertifikat Sistem Jaminan Halal dari LPPOM MUI. Dengan diraihnya Sertifikat Sistem Jaminan Halal ini, Masyarakat tidak perlu ragu dalam mengkonsumsi produk HokBen.

2018
Di tahun 2018, HokBen kembali membuat sejarah. HokBen pertama kali hadir di pulau Sumatera, tepatnya di kota Bandar Lampung. Store pertama di Sumatera ini berlokasi di Mall Boemi Kedaton lt.1 dan mulai melayani HokBen Friends Lampung pada 18 Oktober 2018. Dengan dibukanya HokBen MBK Bandar Lampung, maka kini HokBen memiliki total 147 store. Semua store HokBen dimiliki penuh oleh PT Eka Bogainti dan tidak membuka sistem franchise.

2019
Pada tanggal 12 Maret 2019, HokBen (PT.Eka Boga Inti) memperoleh sertifikasi BSI ISO 9001:2015 Quality Management
Pada tanggal 30 Agustus 2019, HokBen membuka HokBen Palembang Icon sebagai store ke-154 dari keseluruhan store HokBen yang tersebar di 12 kota di Jawa, Bali dan Sumatera.

HokBen di Palembang 
(Gerai HokBen di Palembang Icon Lantai 2)
Dari paparan sejarah dan perkembangan bisnis HokBen di atas diketahui bahwa pada akhirnya, di tahun 2019, tepatnya pada 30 Agustus 2019, restoran yang memiliki alamat IG @hokben_id ini membuka gerainya yang ke-154 di Kota Palembang.

Marcom HokBen, Francisca Lucky mengatakan, Palembang menjadi kota kedua dimana HokBen hadir di Pulau Sumatera. Palembang dipilih agar HokBen menjadi pilihan dari berbagai kuliner nusantara untuk membawa makanan bergaya khas Jepang. Menempati area seluas 230 m2 di lantai 2 (dua) Mal Palembang Ilcon, Jl. POM IX, Lorok Pakjo, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30137 store ini memiliki kapasitas kursi dine in sebanyak 131 kursi. Untuk tahap awal, HokBen Palembang Icon akan membuka Iayanan dine in dan take away.

HokBen menghadirkan menu menu khas HokBen seperti : Ekkado, Tori no Teba, Egg Chicken Roll, Ebi Furai, Kani Roll, Beef/Chicken Teriyaki dan Yakiniku atau Set Menu HokBen seperti Bento Special, Paket ABCD, Simple Set Teriyaki. Selain itu banyak juga pilihan snack and dessert di HokBen yang cocok untuk dinikmati sambil bersantai.

(Ragam Gratis Merchandise di HokBen Palembang)
HokBen juga memberikan gratis merchandise dalam rangka pembukaannya ini untuk 100 pembeli pertama mulai jam 10.00 WIB, yaitu:
  • Payung: Pembelian 2 Bento Special (Dine in) pada 30 Agustus, 6 & 20 September, 25 Oktober 2019
  • Take Away Bag: Pembelian 3 Paket Hokben (Take away) pada 31 Agustus & 27 September 2019
  • Bantal: Minimal transaksi Rp 100.000 (Dine in) pada 1 & 13 September, 11 & 18 Oktober, dan 1 November 2019
  • Mug: Minimal transaksi Rp 125.000 (Dine in) pada 4 & 18 Oktober 2019
(Irma Wulansari, Communications & Service Division PT Eka Bogainti)
Ketika para Blogger Palembang hadir memenuhi undangan pembukaan HokBen di Palembang, saya menemukan bahwa makan di HokBen sangat rekomended. Menu di HokBen tidak hanya enak dan terjangkau, namun juga halal. Mbak Irma Wulansari dari Communications & Service Division PT Eka Bogainti menjelaskan bahwa halalnya HokBen tidak hanya sebatas pada cara-cara pembuatan makanan saja. Melainkan juga memastikan vendor-vendor yang digunakan oleh HokBen harus memiliki sertifikasi Halal. Kalau itu tidak ada, HokBen akan menolak bekerjasama dengan mereka. Sehingga HokBen memang memastikan kehalalan produk terjaga dari hulu sampai hilir. Karenanya jangan ragu untuk makan di HokBen. Meskipun bercitarasa makanan Jepang, namun terjamin halal.

Identitas Melalui Makanan
Kembali ke kajian saya, nyatanya saya makan HokBen bukan hanya sekedar saya suka makanan ala Jepang. Tapi di sisi lain saya juga ingin belajar tentang kebudayaan lain yang ada di dunia, yakni Jepang. Apa yang ditawarkan HokBen nyatanya tidak hanya enaknya menu-menu yang disediakan, namun juga suasana Jepang yang positif juga ditularkan di sana. Seperti budaya antri, budaya cepat dalam menyajikan makanan, budaya ramah, juga simbol-simbol yang ikut menjadi identitas restoran ikut menggambarkan demikian.

(Saya di HokBen Palembang)
Dari sini kita dapat menyimpulkan, bahwa apa yang kita makan bisa mengatakan cukup banyak tentang siapa kita dan dalam budaya macam apa kita tinggal. Makanan adalah medium untuk menyatakan sesuatu tentang diri kita. Makanan juga menggambarkan perubahan yang ada sejalan waktu dan bersifat lintas-budaya. Hal ini misalnya tergambar pada beraneka macam makanan yang tersedia di supermarket, dan juga kedai-kedai makanan yang berlatar belakang makanan khas suku tertentu di kota Jakarta dan juga di kota-kota lain yang lebih kecil�lapo Batak, warung Tegal, tenda pecel lele Lamongan, rumah makan Padang, warung pempek Palembang, restoran Thailand, dan termasuk Hokben sebagai restoran yang menjual panganan ala Jepang.

Selain memiliki makna simbolik, makanan juga memiliki peran-peran simbolik. Foster dan Anderson (1986) mengemukakan ada empat peran simbolik dari makanan (Maryetti, 2007) yang kemudian juga bisa menggambarkan bagaimana kita menyelami makanan ala Jepang dengan studi kasus HokBen bagi orang Palembang, yaitu:

(Menu Hoka Suka di HokBen yang Selalu Jadi Pilihan Menarik untuk Konsumen)
Pertama, makanan sebagai ungkapan ikatan sosial. Hal ini terlihat pada kebiasaan saling mengirim makanan antar tetangga dalam suatu masyarakat. Mengirim atau menawarkan makanan memiliki makna bahwa si pemberi menawarkan kasih sayang, perhatian dan persahabatan. HokBen juga menawarkan menu yang sehat, promo merchandise, dan program dine in maupun take away yang bisa mewujudkan ungkapan ikatan sosial ini.

Kedua, makanan sebagai ungkapan kesetiakawanan kelompok. Ini diwujudkan dalam bentuk makan bersama anggota keluarga. Karena tidak setiap hari hal itu bisa terlaksana, maka kesempatan tertentu seperti memperingati kejadian-kejadian penting dalam daur hidup seseorang (ulang tahun kelahiran, pernikahan) dan hari raya keagamaan dipilih sebagai saat yang tepat untuk mengungkapkan rasa solidaritas kelompok. HokBen Palembang juga menyediakan 131 kursi agar setiap kelompok yang ingin duduk dan menyantap menu HokBen dalam melakukannya di sini.

Ketiga, makanan sebagai pemberi rasa ketentraman dalam keadaan yang menyebabkan stres. Makanan tertentu yang menggambarkan identitas kelompok pada dasarnya dapat mengembalikan ketenangan jiwa orang yang sedang mengalami stres. Itulah sebabnya mengapa para imigran, dalam keadaan apapun akan selalu mempertahankan makanan tradisionalnya sehari-hari di tempat pemukimannya yang baru. HokBen juga dengan warna cerah kuning ornamen merahnya memberikan ketentraman untuk interior restonya, selain itu kualitas kebersihan, jaminan halal, dan rasa ikut menjadi pilihan utama ketentraman.

(Simbolisme di HokBen, Warna Kuning, Maskot, dan Pola Desain Pattern)
Keempat, simbolisme makanan dalam bahasa. Pada banyak bahasa di dunia, sifat suasana hati seseorang sering diibaratkan dengan kualitas atau keadaan makanan. HokBen juga tetap memberikan nama-nama makanan sesuai nama Jepangnya, juga dengan sapaan �Irrashai Masai!� pelayannya dengan tersenyum manis membuat pengunjung merasa diterima dengan terbuka.

Visi, Misi & CSR HokBen
Dari paparan empat peran simbolik dari makanan yang bisa menggambarkan bagaimana kita menyelami makanan ala Jepang dengan studi kasus HokBen bagi orang Palembang di atas, nyatanya sejalan dengan Visi, Misi dan Program CSR yang memang dikembangkan oleh HokBen sebagaimana berikut:

VISI
Membawa kebaikan untuk memelihara kehidupan masyarakat dengan menciptakan dan menyediakan makanan yang berintegritas.

MISI
Kami menempatkan kualitas dan layanan terbaik sebagai prioritas utama dalam menyediakan makanan yang berintegritas kepada pelanggan.
Kami berupaya terus menerus dalam menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepentingan melalui inovasi dan teknologi.
Kami berkomitmen kepada karyawan kami dengan memberikan kesempatan untuk bertumbuh dan menjadi unggul

CSR HokBen
(Kartika Mangisi, Communication Division Head HokBen Group)
HokBen juga peduli dengan dampak sosial yang mereka berikan ke masyarakat, salah satunya melalui program Corporate Social Responsibility yang mereka miliki. Communication Division Head HokBen Group, Kartina Mangisi ketika bertemu Blogger Palembang di HokBen Palembang Icon (31/8/2019), menjelaskan bahwa Program CSR HokBen berfokus pada dua pilar utama : HokBen Cinta Pendidikan dan HokBen berbagi dengan Sesama. Pendidikan menjadi salah satu pilar CSR HokBen karena HokBen yakin bahwa pendidikan adalah hal penting yang dapat mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Sedangkan berbagi dengan sesama sejalan dengan slogan CSR HokBen �Share to Love, Love to Share� untuk menebar kebaikan bagi sesama.

(Slogan CSR HokBen)
Berikut ini beberapa Program CSR HokBen yang pernah dilaksanakan:
  1. Beasiswa Anak Petani
  2. Donor Darah dari Karyawan di Jakarta, Bandung, dan Surabaya 2012
  3. Beasiswa Anak KOPASSUS - KOSTRAD
  4. Kegiatan Amal Mainan
  5. Kepedulian Bencana Banjir di Jakarta
  6. Bentuk Cinta untuk Karyawan Hoka Hoka Bento
  7. Kegiatan Amal Mainan 2013
  8. Beasiswa "Kejar Paket C"
  9. Program Pengembangan Perpustakaan
  10. Bantuan untuk Korban Kebakaran
  11. Donor Darah 2013
  12. Aksi "HokBen Peduli Sesama" kepada Korban Banjir Jakarta 2014
  13. Donor Darah HokBen 2015
  14. Bantuan Buku Perpustakaan
  15. Beasiswa Anak Karyawan
  16. Beasiswa Lingkungan
  17. Renovasi Sekolah
  18. Santunan Orang Jompo
  19. Seminar Guru di Kota Solo & Malang
  20. Sunatan Massal

Peh ke HokBen
Well, tampaknya jelas sudah paparan saya, bahwa HokBen sangat layak untuk kita kunjungi. Di HokBen kita bisa belajar menghargai keragaman kuliner dunia yakni makanan ala Jepang, dengan jaminan sertifikasi halal dan rasa yang juara. Dari sisi manajemen restorannya, HokBen patut diberikan apresiasi tinggi, bahwa sebuah brand milik Warga Negara Indonesia bisa memberikan varian menu luar negeri yang sama berkualitasnya dengan makanan aslinya bahkan dengan citarasa yang disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.

Ada ragam pilihan menu, mulai dari kategori set menu, main menu, fried menu, soup & sukiyaki, dessert, snack, dan beverages. Kamu bisa intip menu-menu tersebut dengan memasang aplikasi HokBen di HP kamu. Kalau saya sendiri terbiasa kalau mau pesen, dicatat saja di notes HP lalu menunjukkan ke Mbak atau Mas HokBen-nya... Cusss, nanti langsung dibuatin dengan cepat dan diberikan ke kita. Ini nih pesenan saya ketika bisa pertama kali ke HokBen Palembang Icon, hari Jumat, 31 Agustus 2019:
1. Premium Set Beef Yakiniku
2. Kidzu Bento 3
3. Hot Chicken Steak
4. Sukiyaki
5. Chicken Tofu
6. Es Ogura
7. Es Sarang Burung

Gimana rasanya? Wah, semuanya enak-enak dengan harga yang sangat terjangkau isi dompet bahkan di akhir bulan. Nah, tunggu apalagi? Jangan ragu-ragu, Wong Kito Peh ke� HokBen. 

(Logo HokBen)
HokBen Palembang
Alamat : Palembang Icon Mal, Jl. POM IX, Lorok Pakjo, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30137
Waktu Operasional : Setiap Hari Pk.10.00 � Pk.22.00 WIB
Website : www.hokben.co.id
Twitter : @hokben
Instagram : @hokben_id
Telp : 1500 505
Email : cs@hokben.co.id
Kritik dan Saran : 0812 1238392

Ditulis oleh: Sumarni Bayu Anita, S.Sos, M.A (IG: @anitashiva88, email: sb.anita@gmail.com)

0 Response to "Menikmati HokBen di Palembang, Menyelami Identitas Makanan Ala Jepang Bagi Wong Kito"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel