Adsterra

[Tantangan Menulis Day #8] : Masakan Ibu, Kuliner yang Tak Akan Lekang oleh Waktu


Kuliner di Indonesia berkembang dengan pesatnya. Di setiap sudut kota dan desa rumah makan dan restoran menjamur. Ada yang rasanya biasa saja, ada juga yang membuat lidah ketagihan. Maunya balik lagi! Icip-icip lagi!

Namun dari semua rasa yang ada, ada satu rasa yang membuatku ketagihan dan selalu kurindukan. Masakan rasa rumahan. Tentu saja ibuku yang memasaknya.

Mau menu apa saja, kalau ibu yang masak itu rasanya sedap. Mungkin karena ingredient yang dipakai tak hanya bumbu dan bahan berkualitas, tapi yang terpenting adalah racikan cinta dan kasih sayang.

Meski yang dihidangkan adalah masakan sederhana, semisal nasi goreng, sayur lodeh, ataupun sayur asam, itu tak membuat kelezatannya berkurang. Bahkan selalu dirindukan.

Tanyalah kepada anak rantau! Apa yang paling di rindukan dari rumah? Salah satunya, pastilah masakan ibu. Ini mengingatkanku pada salah satu adegan film kartun Ratatouille.

Di situ dikisahkan, Igo sang kritikus makanan yang biasanya bersikap kurang bersahabat dan terkesan galak, tetiba sikapnya melunak pada masakan yang disajikan oleh Restoran Gusteau. Dia bahkan memuji masakan chefnya. Semua itu dikarenakan rasa masakan Ratatouille yang disajikan pada Igo, membawanya pada ingatan masa kecilnya. Masa kecil saat dia makan Ratatouille buatan ibunya.

Hmm � sebegitu kuat ya ingatan rasa makanan buatan ibu. Ngangeni pokoknya. Bahkan terkadang saat ibu mewariskan resep masakannya kepada anaknya, belum tentu rasa yang dihasilkan sama. Betul? Apa betul?

Ah, jadi kangen masakan ibu!

0 Response to "[Tantangan Menulis Day #8] : Masakan Ibu, Kuliner yang Tak Akan Lekang oleh Waktu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel