[Book Review] : Mission D�Amore � Jangan Pernah Meremehkan Impianmu.
Data Buku
Judul : Mission D�Amore
Penulis : Franciska Todi
Penerbit : Gramedia
Tebal : 368 halaman
Tahun : 2015.
Sinopsis
Tara Asten, asisten pribadi Putri Viola, mendapatkan kunjungan dari teman lamanya, Danni. Danni yang berniat memberikan kejutan ulang tahun Tara malah berulah dengan kembang apinya hingga membakar kursi yang akan digunakan Putri Viola di acara amal.
�Bubuk peledak? Di kueku? Kenapa?� tanyaku bingung.
�Kupikir � efeknya bakal seperti kembang api. Aku meu memeriahkan pesta ulang tahunmu kali ini.� Dia mengacak rambutnya lagi. �Sepertinya aku masih harus banyak latihan. Maklum, aku Cuma drop-out jurusan Kimia.� [Hal : 60]
Keamanan istana melakukan investigasi. Tara memasang badan untuk Danni hingga mendapatkan peringatan dari keamanan istana. Tak sampai di situ, Tara bahkan diindikasi memiliki hubungan dengan teroris. Meski masih bisa bekerja di istana, namun Tara di bawah pengawasan.
�Sebastian akan mengawasi kegiatanmu dan melaporkannya kepadaku,� lanjut Lady Miriam. �Harap diingat bahwa kau ada dalam masa percobaan selama tiga bulan. Artinya kami berhak memutuskan kontrak kerjamu tanpa memberi pesangon. Semua jelas?� [Hal : 106]
Sebastian mendapat tugas untuk mengawasi Tara dan mengumpulkan informasi tentang perempuan itu hingga kemungkinan hubungannya dengan kelompok pemberontak. Seiring berjalannya waktu, Sebastian mendapati Tara sebagai sosok yang jauh dari berbahaya. Bahkan Tara di mata Sebastian adalah sosok perempuan manis, lugu dan pekerja keras.
�Beberapa hari bekerja bersama Tara, aku menemukan bahwa dia kompeten bekerja, rendah hati, dan suka menolong. Siapa sangka hobinya ternyata membuat kue. Semakin kuselidiki, Tara lebih mirip calon istri ideal daripada seorang teroris.� [Hal : 147]
Hubungan Tara dan Sebastian semakin dekat. Ini membuat kegusaran di hati keduanya. Tara merasa kurang nyaman karena Sebastian adalah pengawasnya. Pun demikian dengan Sebastian yang merasa galau antara tugas dan perasaannya.
�Keinginan aneh merayapiku. Aku ingin merengkuhnya. Menghiburnya. Aku ingin mengusap rambut Tara dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.� [Hal : 182]
Dan, waktu Tara terjatuh di lereng dan nyawanya terancam tadi, aku menyadari sesuatu � sekeping fakta yang telah mengubah misi ini. Larangan kedua yang pasti tercantum dalam buku manual agen rahasia adalah jangan jatuh cinta. Terutama, kalau wanita itu tersangka nomor satu dalam misimu.� [Hal : 237]
Suatu hari Sebastian menemukan bukti rencana penyerangan terhadap anggota kerajaan. Sialnya, semua bukti itu ditemukan di rumah Tara. Sebastian memutuskan mengedepankan misinya dari pada perasaannya hingga terjadi penangkapan di rumah Tara. Kejadian ini bukan saja membuat kehebohan di kerajaan, tapi juga hubungannya dengan Tara menjadi berantakan.
�Apakah aku kelihatan baik-baik saja?� semburku. �Untuk apa kau datang kemari? Kalau ingin merayakan keberhasilanmu, kau mencari orang yang salah!�
Sudah berakhir. Hubungan Tara denganku. Gumpalan emosi membuat dadaku sesak. Semalaman otakku terus gelisah. Berpikir, berputar, memeras kekuatan, mencari cara menyelamatkan hubungan kami. Aku tidak bisa menemukannya.� [Hal : 347]
Baca juga >>>Pre Wedding Rush
Review
Pernahkah kamu berada di situasi yang sulit, harus memilih di antara dua hal yang keduanya sangat berarti dalam hidupmu? ??.
Ini adalah kisah cinta antara seorang anggota pasukan khusus dengan perempuan yang menjadi target misinya. Di satu sisi, dia harus professional. Di sisi yang lain, dia tak bisa mengabaikan perasaannya. Galau, deh!
Membaca cerita ini membawaku berpetualang ke negeri Italia. Bukan hanya tempat-tempat dan bentang alamnya, setting cerita ini juga melibatkan beberapa nama masakan dan kudapan khas Italia, seperti Macaroon yang menjadi salah satu makanan favorit Tara. Ini adalah kue imut berwarna warni dengan isian krim di tengahnya. Ada yang sudah pernah mencicipinya? Gimana rasanya?
Awal membaca cerita ini aku merasa bosan. Bagiku jalan ceritanya lambat di awal. Namun cerita mulai seru saat Tara mendapat masalah karena ulah temannya, Danni. Apalagi saat Sebastian muncul di kehidupan Tara. Semakin membuat ceritanya seru!
Cerita ini ditulis dengan POV orang pertama tunggal. Uniknya, biasanya aku akan merujuk pada satu orang saja dan digunakan dari awal cerita hingga akhir. Namun di cerita ini, aku bisa merujuk pada dua tokoh, yaitu Tara dan Sebastian. Penggunaan akubergantian antara Tara dan Sebastian dengan menyebutkan nama tokoh yang dimaksud pada setiap awal bab.
Meski disebutkan nama tokoh pada setiap babnya, perlu ketelitian baik bagi penulis maupun pembaca. Jangan sampai tertukar seperti yang terjadi pada Bab 27, ya. Pada Bab 27, tertulis nama Sebastian. Namun setelah dibaca ternyata pada bab tersebut bercerita dari sudut pandang Tara, bukan Sebastian.
Ada dua tokoh sentral di cerita ini, Tara dan Sebastian. Tara digambarkan sebagai perempuan yang mandiri, kompeten dan bertanggung jawab pada pekerjaannya. Tara suka memanggang kue dan bermimpi membuka toko kuenya sendiri. Sungguh, impian Tara sangat jauh dari pekerjaan yang dilakoninya sekarang. Meski demikian Tara tetap menyimpan mimpinya itu.
Tara terlihat tangguh dari luar tapi rapuh di dalam. Dia punya trauma masa lalu yang berhubungan dengan percintaannya. Mantan kekasihnya suka melakukan kekerasan fisik padanya. Hal ini pula yang membuat Tara menutup rapat hatinya untuk lelaki. Trauma masa lalu masih membayanginya.
Saat Tara bertemu Sebastian, dia berusaha sangat hati-hati dengan perasaannya dan meyakinkan dirinya bahwa Sebastian bukanlah mantan kekasihnya. Sebastian tidak akan melakukan apa yang mantannya lakukan kepadanya.
Satu yang tidak aku suka dari tokoh Tara, dia suka pasang badan untuk kesalahan orang lain. Seperti yang dilakukannya pada Danni yang akhirnya justru menyeretnya pada masalah besar. Tara juga suka mengambil alih tugas rekannya, Louisa. Louisa yang kurang kompeten dan kurang bertangung jawab dengan tugasnya sering mendatangkan masalah. Lagi-lagi, Tara mengambil alih kekacauan tersebut dan membereskannya.
Tara tidak berani berkata tidak. Ini yang membuat dia sering ditekan dan dimanfaatan oleh orang-orang di sekitarnya. Selain itu, Tara juga memiliki sifat pesimis. Dia kurang suka keluar dari zona aman seperti saat dia memiliki impian dalam bidang kuliner. Dia memendam jauh impiannya karena merasa pekerjaannya sekarang �menjadi asisten Putri Viola- sangat jauh dari itu. Tara menganggap impiannya tidak akan terwujud.
Demikian pula saat Tara menghadiri workshop kuliner dengan chef idolanya. Di acara itu, Chef akan memberikan beasiswa sekolah kuliner di Paris bagi peserta yang berhasil menaklukkan tantangannya. Belum-belum Tara sudah merasa tidak akan mampu, padahal belum mencoba.
Etahu nggak, sih. Untuk yang terakhir tadi, aku tuh merasa seperti menasehati diri sendiri, haha �
Sebastian, bertolak belakang dengan Tara. Dia lebih tegas logis. Mungkin sikapnya ini dikarenakan pekerjaanya sebagai pasukan khusus. Dia juga pandai bersandiwara. Ini juga berhubungan dengan misi penyamaran dan penyelidikan yang dijalaninya, ya. Dan yang aku suka dari Sebastian, dia sosok yang optimis dan motivator.
Beberapa kali Sebastian mencoba memotivasi Tara dan membangkitkan sikap optimis pada perempuan itu. Ini menyangkut impian dan trauma masa lalu Tara. Bahkan aku suka beberapa dialog Sebastian yang seolah tidak hanya memotivasi Tara, tapi juga pembaca. Seperti yang berikut ini �
�Aku punya teman yang bekerja sebagai perawat di rumah sakit kanker,� ujarku. �Dia bilang, hal yang sering disesali pasien-pasien yang sudah sekarat bukan apa yang telah mereka lakukan di dalam hidup ini, tapi apa yang tidak pernah mereka lakukan.� [Hal : 295]
�Kesempatan seperti ini tidak datang dengan mudah. Lebih baik kau berusaha sekuat tenaga dan gagal, daripada tidak pernah mencoba dan menyesal.� [Hal : 295]
�Hidup tidak akan pernah sempurna,� ujar Sebastian. �Tapi selangkah demi selangkah, asal kau tetap maju dan menatap ke depan, kau bisa meninggalkan masa lalu di belakang.� [Hal : 316]
Jadi, kalau ada yang bertanya siapa tokoh favoritku di cerita ini, sudah tentu Sebastian.
Aku suka konflik yang dibangun di cerita ini. Cerita ini bukan hanya menyajikan kisah romance, tapi juga petualangan ala detektif, konflik psikologi dari para tokoh, ada bumbu politiknya juga.
Banyak pelajaran yang kudapat dari cerita ini �
- Menjadi profesioanl dan kompeten itu penting. Saat kita mendapat tugas dan tanggung jawab harus dilaksanakan dengan baik. Hasil akhir dari pekerjaan kita harus dapat dipertanggung jawabkan. Tara adalah contoh yang baik tapi Louisa tidak. Ini tentu saja di luar sikap Tara yang sering membereskan keributan yang dilakukan Louisa, ya.
- Hutang budi lebih berat dari pada hutang harta. Danni menyelamatkan Tara dari mantan kekasihnya yang kasar. Hal ini yang membuat Tara tidak sanggup menegur Danni atas sikapnya yang tidak bertanggung jawab.
- Cinta membutakan manusia. Dia bisa membuat manusia melakukan apapun untuk orang yang dicintainya. Danni menyintai seorang lelaki dan berusaha mati-matian untuk mendapatkan perhatiannya. Termasuk melakukan hal yang membahayakan negara.
- Jangan suka berprasangka, apalagi prasangka buruk. Saat pertama diperkenalkan sebagai pengawas, Tara sering berpikiran buruk tentang Sebastian. Bahkan sikanya sangat tidak bersahabat. Bagi Tara, saat itu Sebastian adalah ancaman baginya yang akan selalu mengintai dan mencari kesalahan-kesalahannya. Namun seiring berjalannya waktu, di mata Tara, Sebastian tidak seburuk prasangkanya.
- Berdamai dengan masa lalu itu perlu. Seburuk apapun masa lalu kita, sudah ssatnya kita memaafkan dan mengikhlaskannya. Semua dilakukan agar kita merasa plong dan tanpa beban lagi untuk melangkah ke masa depan.
Nah, kalau kamu penasaran dengan kisah Tara � Sebastian ini, kalian bisa langsung berburu bukunya, ya.
Baca juga >>>The Wedding Dress
Skor
?? 4/5
~ Hana Aina ~
Baca juga, ya ...
0 Response to "[Book Review] : Mission D�Amore � Jangan Pernah Meremehkan Impianmu."
Post a Comment