Adsterra

Estetika atau komunikasi? (2)

Oleh: M. Ismail
Artikel ini adalah lanjutan dari Estetika atau komunikasi? (1). Pada artikel sebelumnya kita membahas tentang perbedaan estetika dan komunikasi secara umum. Pada artikel lanjutan ini kita akan membahas hubungan estetika dan komunikasi dengan desain grafis dan advertising.

Di dalam bisnis dan pemasaran, seorang pemilik usaha berani membayar mahal sebuah agency advertising untuk merancang konsep marketing komunikasi dan kreatif dengan harapan agar produknya dapat dikenal oleh target konsumen, diminati dan laku di pasar.

Setelah mendapat brief dari klien, orang-orang marketing dan kreatif di agency advertising berpikir keras mencari konsep marketing komunikasi dan kreatif yang tepat untuk produk tersebut.

Anda dapat lihat ada dua unsur utama pada kalimat di atas yaitu konsep marketing komunikasi dan konsep kreatif. Baik saya jelaskan ya.

Konsep marketing komunikasi dan konsep kreatif saling terkait, masing-masing tidak bisa berdiri sendiri. Konsep marketing komunikasi adalah WHAT TO SAY dan konsep kreatif adalah HOW TO SAY.

What to say marketing komunikasi adalah tentang apa, untuk siapa, bagaimana, kapan dan kemana produk akan di arahkan.

Apa saja keunggulan dan kelemahan produk? Produk untuk siapa? Bagaimana kondisi persaingan dan peluang di pasar? Kapan waktu yang tepat produk dikomunikasikan ke target konsumen? Dan bagaimana strategi membangun merk produk untuk jangka pendek dan jangka panjang?

Ketika what to say sudah selesai, maka giliran orang-orang kreatif yang menuangkan what to say tersebut ke dalam satrategi dan konsep kreatif.

Didalam strategi dan konsep kreatif ini unsur estetika sangat berperan. Apalagi bila what to say nya sangat lengkap dan semua channel di gunakan. Maka estetika visual, estetika musik, estetika film, estetika suara menjadi elemen dalam eksekusi kreatif seperti materi ATL (Above The Line) yaitu print ad, tv commercial, radio spot dan BTL (Below The Line)yaitu poster, brosur, banner, billboard, dan sebagainya.

Banyak unsur yang dapat menjadi sumber inspirasi dan ide kreatif yang sesuai dengan what to say, seperti budaya, karakter dan kebiasaan konsumen, teknologi, sejarah, film, isu yang hot, dan banyak lagi. Dan semua ini harus dikemas dalam eksekusi kreatif dengan elemen estetika yang sesuai dengan produk dan target market.

Setelah what to say dan how to say selesai, maka kita akan mengetahui apakah konsep komunikasi dan kreatif berhasil mencapai sasaran artinya ketika semua materi kreatif sudah tayang pada media tv, radio, Koran, majalah dan media below the line apakah dapat membuat target konsumen tertarik dengan produk, mencoba dan membeli produk tersebuit. Bagaimana persepsi konsumen terhadap produk selanjutnya. Apakah merk produk tersebut dapat terus diingat diantara merk-merk lainnya. Apakah hasil dari �kampanye� produk melalui berbagai media tersebut mampu mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian untuk produk sejenis.

Bahkan impak komunikasi dan kreatif terhadap konsumen dapat mempengaruhii dan menciptakan kebiasaan atau budaya baru di masyarakat yang terbentuk dari tayangan iklan terutama iklan tv. Meskipun bukan tujuan, tapi impak ini sangat mempengaruhi popularitas merk dan alangkah baik pula bila seiring dengan peningkatan penjualan produk dan loyalitas konsumen.

Jadi kalau anda ingin membuat materi promosi seperti print ad atau brosur misalnya meski produknya belum besar jangan hanya berpikir soal bagus atau tidak warnanya, bentuknya, atau tata letaknya tapi juga berpikir komunikasinya. Ok, kita sama-sama belajar ya�

Nah begitulah perpaduan dua unsur utama di dalam advertising yaitu konsep marketing komunikasi dan kreatif. Komunikasi dan estetika.

Ada komentar atau pendapat lain silahkan�

Untuk membaca artikel sebelumnya klik di sini: Estetika atau komunikasi (1)

0 Response to "Estetika atau komunikasi? (2)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel