Resolusi Literasi-ku di Tahun 2020
Selamat tinggal �
Masa lalu �
Aku kan melangkah �
Tahun 2019 berakhir! Apa saja yang sudah kamu lakukan di tahun lalu? Sudah sesuai belum dengan resolusi di awal tahun?
Yeah, pada kenyataannya, tidak semua dari kita mampu mewujudkan resolusi awal tahun. Kalau kata teman aku, sih � Kalau orang lain bisa, kamu belum tentu bisa, haha #joke.
Bisa jadi sebagian resolusimu berhasil di wujudkan, dan sebagian masuk daftar wacana. Atau malah gagal total, wadew!
Bagi kamu yang berhasil mewujudkan resolusi awal tahun kemarin, selamat! Saatnya kamu bisa memberi reward bagi diri sendiri. Dan bagi kamu yang belum berhasil, saatnya mengevaluasi perjalanan hidupmu setahun kebelakang.
Kamu bisa menemukan alasan kegagalanmu. Daftarlah, amati baik-baik, dan jangan pernah ulangi lagi di tahun ini, ya. Saatnya membuka lembar baru resolusi. Siap?!
Salah satu resolusi yang aku buat di tahun ini adalah reolusi literasi. Yup! Ini masih berhubungan dengan salah satu kegemaranku, membaca dan menulis.
Sebenarnya aku sudah memasukkan hal ini di resolusi tahun lalu. Namun menurutku kurang maksimal. Meski sebenarnya aku musti tetap bersyukur. Aku menutup tahun 2019 dengan beberapa pencapaian yang, menurutku sih lumayan.
Di akhir tahun 2019 aku mendapat kesempatan bekerjasama dengan beberapa penulis dan penerbit. Di akhir tahun pula, aku berhasil memenangkan beberapa tantangan menulis.
Masih di tahun yang sama, aku berhasil membaca sesuai dengan target buku yang aku inginkan, yaitu 50 buku dalam setahun. Lumayan juga, kan. Meski sebenarnya aku berharap bisa lebih dari itu.
Pada tahun 2019 ini pula, aku menerbitkan beberapa buku bersama komunitas. Kurang lebih ada 7 buku antologi baik fiksi maupun non fiksi. Genre-nya pun lebih bervariasi. Ada cernak, puisi, fantasi, dan juga horror.
Setiap orang berharap tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu. Pun demikian denganku. Aku berharap ada peningkatan dari sisi literasi, baik dalam hal membaca maupun menulis. Hmmm � Pasti kepo ya sama resolusiku di tahun ini. Cekidot!
Lebih Banyak Membaca. Setelah mengamati pergerakan buku yang kubaca di tahun 2019, ada sedikit keyakinan dalam diriku sebenarnya aku bisa membaca lebih banyak dari target kemarin, yaitu 50 buku. Tapi ya itu. Aku harus memerangi yang namanya penyakit M, alias penyakit malas.
Di tahun kemarin saja, ada saat dimana aku bisa menghabiskan 1 buku dalam satu hari. Dalam seminggu aku bisa membaca sekitar 5 buku. Jika semangat itu aku pertahankan, dalam waktu seminggu aku sudah menghabiskan 20 buku. Jumlah ini hampir setengah dari target membacaku dalam setahun.
Tapi lagi-lagi, seperti yang kukatakan sebelumnya. Penyakit M-nya harus benar-benar dibasmi. Salah satu caranya adalah dengan menemukan kasyikan kegiatan membaca itu sendiri.
Cara yang lain, dengan membuat TBR bulanan alias to be read. Ini adalah daftar buku yang bakalan aku baca setiap bulannya. Dengan membuat TBR, aku tahu gambaran buku-buku yang akan kubaca.
Buku-buku yang masuk dalam TBR biasanya sudah kusiapkan dan kusendirikan dari buku lainnya. Setiap selesai satu buku, aku bisa langsung beralih membaca buku yang lainnya tanpa harus bingung mencari ataupun memilih buku mana yang akan kubaca.
Semakin banyak buku yang kubaca, semakin sedikit pula timbunan buku dalam almariku, hehe. Biasanya buku yang suda kubaca akan kubuat mini review-nya di Instagram hanaandbooks. Instagram ini memang sengaja kubuat dengan niche membaca dan menulis.
Saat aku sedang rajin, aku akan menulis review panjang di blog Cerita Hana. Ini akan menjadi resolusiku yang lain di tahun ini. Aku akan kembali mengaktifkan blog ber-niche membaca dan menulis ini dengan review panjang dari buku yang sudah kubaca. Semoga sih nggak hanya wacana, ya. Pergi kau malas! Hush! Hush!
Buku-buku yang sudah kubaca, ada sebagian masuk kembali ke almari, ada sebagian lagi kuhibahkan ke orang lain. Tergantung kesan yang kudapat dari membaca buku itu.
Biasanya buku-buku yang kembali ke almari adalah buku-buku yang kusuka. Baik dari segi alur cerita, cara penulis menuliskan cerita, atau dari penulis kesayanganku seperi Mary Higgins Clark dan Sophie Kinsella.
Buku-buku yang biasa kuhibahkan biasanya akan kukirim ke teman-teman dekat, teman komunitas yang memang suka membaca buku. Menurutku, ini adalah salah satu cara baik untuk menjaga sirkulasi almari bukuku.
Tidak mungkin aku menyimpan buku yang sudah kubaca selamanya. Kalau memang tidak masuk kriteria buku yang sesuai, lebih baik kuhibahkan. Di sisi lain, aku juga butuh tempat untuk buku-buku yang baru kubeli.
Menulis Buku Solo. Sebenarnya, ada keinginan menulis buku solo sejak beberapa tahun terakhir. Namun masih ada keraguan. Alhasil, maju mundur cantik. Untuk mengisi kekosongan, aku mengikuti beberapa audisi yang menerima naskah untuk buku antologi.
Yup! Masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, aku menerbitkan naskahku bersama teman-teman dalam buku antologi. Baik fiksi mapun non fiksi. Anggap saja ini sebagai pemanasan. Harapanku ditahun ini aku bisa meningkatkan tulisanku dan menerbitkan buku solo.
Etapi menerbitkan buku solo itu butuh perjuangan dan napas panjang, lho. Untuk naskah non fiksi, aku harus menulis minimal 100 halaman. Sedangkan untuk naskah fiksi, aku menulis minimal 150 halaman. Huahoho � Semangat musti terjaga, nih!
Ngeblog. Bagiku, menulis di blog itu memberikan keasyikan tersendiri. Ibaratnya, blog adalah rumahku. Aku bebas mengekspresikan tulisan, pikiran, dan perasaanku di sana.
Semua keasyikan itu akan terkikis jika penyakit M menyerang. Yup! Lagi-lagi penyakit malas. Di tahun 2019, ada saat dimana aku tidak ngeblog dalam sebulan. Wadew!
Kalau blog adalah rumah, maka cara merawatnya adalah dengan mengisinya dengan hal bermanfaat. Jangan sampai tak tersentuh, tidak diisi dengan tulisan. Bisa-bisa lumutan, haha.
Dalam satu bulan, paling tidak aku ingin menulis 2-3 artikel di blog pribadi. Tulisan bertema papun, bebas. Karena memang blogku Coretan Hana ber-niche gado-gado alias lifestyle blog.
Hambatan di tahun lalu, aku kurang bisa menyisihkan waktu untuk ngeblog. Di tahun ini aku akan membuat manajemen waktu yang lebih baik. Salah satunya memberikan porsi waktu lebih untuk ngeblog. Minimal seimbanglah dengan aktivitas lainnya.
Nah, tiga poin di atas adalah resolusi literasiku di tahun 2020 ini. Semoga bukan hanya wacana, ya. Tetap harus berusaha untuk mewujudkannya. Kalaupun aku menemukan ide baru di tengah perjalanan nanti, kalau memang baik, tentu akan kutambahkan dalam resolusi.
Harapanku bisa melaksanakan semuanya dengan baik, sesuai target, bahkan lebih. Bukankah manusia selalu ingin mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Dan besok harus lebih baik dari hari ini. Aamiin!
~ Hana Aina ~
0 Response to "Resolusi Literasi-ku di Tahun 2020"
Post a Comment